Trending

ADB Dorong Akses Listrik dan Pemakaian EBT di Indonesia  Bagian Timur

ADB Dorong Akses Listrik dan Pemakaian EBT di Indonesia  Bagian Timur

Listrik Indonesia | Salah satu misi Bank Pembangunan Asia (ADB) adalah membantu rakyat negara-negara miskin dan emerging mendapat kesetaraan akses akan kebutuhan dasarnya. Dalam konteks inilah ADB menyetujui pinjaman senilai USD600 juta atau sekitar Rp8,5 triliun untuk membantu PT PLN (Persero) meningkatkan akses listrik dan mendorong pemakaian energi terbarukan di Indonesia bagian timur.

 

Pinjaman ini merupakan tahap kedua dari akses energi berkelanjutan di Indonesia Timur. Program itu dilaksanakan untuk meningkatkan akses listrik dan meningkatkan keandalan layanan listrik di sembilan provinsi di Pulau Kalimantan, Maluku, dan Papua.

 

Direktur Bidang Energi Asia Tenggara ADB Toru Kubo, dikutip dari Indonesia.go.id, mengatakan bahwa pengadaan listrik yang andal sangat penting agar masyarakat dapat mengakses peluang kerja, layanan pendidikan, dan kesehatan, terutama di masa pandemi Covid-19.

 

"Program ini akan meningkatkan akses listrik yang berkelanjutan, adil, dan andal bagi masyarakat di kawasan timur Indonesia, termasuk melalui pemanfaatan cahaya matahari dan sumber terbarukan lainnya," katanya.

 

Kubo mengatakan, pinjaman ini juga bermanfaat untuk mendukung pemulihan ekonomi di Indonesia timur dari pandemi dan berkontribusi bagi pertumbuhan yang adil dan tangguh. Saat ini, perluasan elektrifikasi di Indonesia timur merupakan bagian penting dari rencana investasi infrastruktur pemerintah, yang berupaya menyediakan listrik di seluruh Indonesia pada 2024.

 

Pemerintah juga sedang meningkatkan porsi energi terbarukan dalam bauran energi total menjadi 23 persen pada 2025, naik dari 13 persen pada 2016. Selain itu, pemerintah berharap sebisa mungkin mengurangi penggunaan minyak solar untuk mesin pembangkit listrik yang selama ini banyak digunakan di daerah tertinggal di wilayah timur Indonesia.  Penyediaan listrik tenaga surya (solar sel) menjadi pilihannya.

 

Spesialis Energi ADB Diana Connett mengatakan, pinjaman lunak itu dapat membantu pengurangan konsumsi minyak solar serta memberikan manfaat positif bagi lingkungan dan sosial secara signifikan. Program ini akan meningkatkan penyaluran listrik PLN yang berasal dari energi terbarukan bagi masyarakat terpencil hingga enam kali lipat, serta mengurangi konsumsi minyak tanah dan kayu dalam ruangan.

 

Tahap pertama program yang dimulai pada 2017 dan berhasil diterapkan di sembilan provinsi di Sulawesi dan Nusa Tenggara. Walhasil,  ada 1,53 juta pelanggan listrik baru pada akhir 2019, atau lebih tinggi dari target awal 1,37 juta. Program tahap kedua senilai USD600 juta ini di dalamnya mencakup pula dua hibah, masing-masing senilai USD3 juta (sekitar Rp42,6 miliar), dari Japan Fund for Poverty Reduction dan Asia Clean Energy Fund.

 

Pinjaman yang bertujuan menyediakan sambungan listrik pada 1,55 juta pelanggan baru di sembilan provinsi pada 2024 itu juga diharapkan membantu PLN dalam mengelola aset dan menangani limbah dengan aman, serta meningkatkan sistem pengadaan dan pembayaran.

 

Sementara itu, hibah dari Asia Clean Energy Fund disalurkan akan membantu pembangkit energi terbarukan mengadopsi teknologi modern dalam rancangan dan pemeliharaan sistem. Ada pun hibah dari Japan Fund for Poverty Reduction dimaksudkan  mendukung upaya pemasangan sambungan listrik rumah tangga miskin dan membantu mengadakan kajian longitudinal dampak sosial dan gender. (TS)


Related Articles

0 Komentar

Berikan komentar anda

Back to top button