Akselerasi Kendaraan Listrik, CIGRE Indonesia Gelar Webinar “Membangun Masyarakat eMobilty”

Listrik Indonesia | Sebagai rangkaian dalam memperingati dan memeriahkan 1 abad berdirinya Conseil International des Grands Reseaux Electriques (CIGRE) atau bisa juga disebut International Council On Large Electric System, CIGRE Indonesia menggelar webinar yang bertajuk “Membangun Masyarakat eMobility (Kendaraan Listrik), yang digelar melalui platform Zoom, Kamis (27/5/2021).
Dalam kesempatan ini, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang bertindak sebagai keynote speaker sekaligus membuka secara resmi webinar tentang kendaraan berbasis baterai ini. Gelaran acara yang dipandu oleh Brigita Manohara, menghadirkan sejumlah pembicara, yaitu Ketua MPR RI sekaligus Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Pusat Bambang Soesatyo, Ketua CIGRE Indonesia Herman Darnel Ibrahim, Penggiat mobil Listrik Dahlan Iskan, Direktur Niaga PT PLN Bob Saril, Sosiolog Universitas Indonesia Imam Prasodjo, dan Direktur Utama PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho.
Dalam sambutannya, Menteri Budi Karya, mengatakan dalam upaya mendorong penggunaan kendaraan listrik di Indonesia, Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan.
“Dengan dikeluarnya Perpres dan aturan turunannya diharapkan dapat menjawab tantangan dalam mengurangi penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang masih didominasi transportasi yang saat ini penyumbang polusi udara terbesar,” jelas Budi Karya.
Dia menambahkan, Sebagai regulator Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah menginisiasi penggunaan kendaraan listrik. “Seperti menghadirkan bus listrik dan kebiakan pemberian insentif fiskal untuk kendaraan listrik,” tegas Budi Karya.
Di kesempatan yang sama, Bambang Soesatyo mengungkapkan, sebagai dukungan atas kebijakan Presiden Joko Widodo dalam Perpres Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan, IMI telah mengembangkan motor listrik 'Bike Smart Elektrik (BS Elektrik)'.
Sekitar 70 persen komponennya diproduksi di dalam negeri dengan melibatkan para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). “Sebagai upaya mempromosikan penggunaan kendaraan listrik, IMI telah menggunakan mobil listrik Hyundai Ioniq sebagai kendaraan operasional resmi. Serta memberikan hibah mobil listrik Tesla dan motor listrik BS Elektrik kepada Korlantas Polri,” jelas Bamsoet.
Dia menambahkan, sosialisasi kendaraan listrik juga dilakukan dengan membentuk komunitas mobil dan motor listrik, dengan menunjuk Ahmad Sahroni sebagai Presiden Komunitas Mobil Listrik Indonesia, serta Atta Halilintar sebagai Presiden Komunitas Motor Listrik Indonesia.
"Potensi pengembangan kendaraan listrik di Indonesia sangat menjanjikan. Dalam road map pengembangan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai yang disusun Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, potensi sepeda motor listrik pada tahun 2030 diproyeksikan mencapai 13 juta unit, sedangkan mobil listrik mencapai 2,2 juta unit," ujar Bamsoet.
Sementara itu, Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PT PLN (Persero) Bob Saril, menyampaikan PT PLN (Persero) sebagai pemimpin penyedia infrastruktur ekosistem kendaraan listrik berkomitmen untuk mendukung terwujudnya era Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Indonesia. “Saat ini PLN memastikan ketersediaan pasokan listrik di seluruh Indonesia saat ini cukup. Hal ini tidak lepas dari pengembangan pembangkit melalui program 35 Gigawatt (GW),” ucap Bob Saril.
Lebih dalam dia menyampaikan, untuk mendorong tumbuhnya ekosistem kendaraan listrik, PLN secara mandiri maupun melalui kerja sama dengan pihak lain telah membangun infrastruktur Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
PLN juga telah meluncurkan aplikasi PLN Charge.IN guna memudahkan pengguna kendaraan listrik. Aplikasi Charge.IN adalah aplikasi charging yang pertama pada SPKLU bagi konsumen pemilik KBLBB. “Dengan aplikasi Charge.IN, pemilik KBLBB bisa mengontrol dan memonitor pengisian baterai kendaraan di stasiun-stasiun pengisian atau SPKLU, kemudian PLN memberikan diskon 30% untuk pengguna KBLBB dan stimulus penambahan daya,” ujarnya.
“Bedanya dengan kendaraan konvesional, electric vehicle ini kan you can charge anytime in your home. Kita bertekad hadirkan 2.146 SPKLU di tahun 2030,” imbuh Bob Saril.
Selanjutnya, Ketua CIGRE Indonesia yang juga Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Herman Darnel Ibrahim memaparkan, saat ini melalui Paris Agreement negara-negara di dunia berlomba-lomba memproduksi kendaraan yang ramah lingkungan salah satunya kendaraan listrik. Hal ini untuk membatasi kenaikan suhu bumi tidak melebihi 1,5° CelciusUntuk itu Emisi GHG harus dikurangi sampai mencapai Net Zero Emissions (NZE).
“Negara maju umumnya sudah mencapai Peak Emission sejak puluhan tahun lalu. Untuk mencapai NZE harus dilakukan transisi energi dari berbasis energi fosil menjadi berbasis Energi Terbarukan,” ujar pria yang akran disapa Bang Herman ini.
Ia menjelaskan skenario umum untuk mnuju NZE adalah dengan mengalihkan sumber energi transportasi dari BBM ke Listrik, mengalihkan penggunaan sumber energi dalam sektor Industri, Komersial dan Rumah Tangga dari energi fosil menjadi energi bersih. “Kita harus memaksimalkan energi listrik dibangkitkan dari sumber energi terbarukan seperti surya, angin, biomasa, geothermal, tenaga air dan lautan. Sehingga mendekati~95% total, pada saat mencapai NZE,” ucap dia.
Penggiat Mobil Listrik seperti Dahlan Iskan, menyoroti tentang dukungan pemerintah dalam menyiapkan industri pendukung kendaraan listrk. “Pemerintah harus menyiapkan industri pendukungnya, karena mahalnya kendaraan listrik dipengaruhi oleh bahan bakunya seperti baterai,” tegas Dahlan.
Dalam kesempata ini, Sosiolog sekaligus Dosen FISIPOL Universitas Indonesia Imam B Prasodjo menyampaikan, untuk mendorong penggunaan kendaraan yang ramah lingkungan butuh pengubahan paradigma dan ini dapat dilakukan oleh generasi milenial. “Jadi kita harus mengenalkan lebih detail energi terbarukan kepada generasi mendatang, sehingga tercipatanya masyarakat energi terbarukan,” ujar Imam.
Direktur Utama PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho, mengatakan IBC diberi mandate untuk melakukan hilirasi nikel hingga pembuatan baterai electric vehicle. “Ekosistem kendaraan listrik harus benar-benar dibangun secara terintegrasi sebab saat ini IBC tengah menyiapkan baterai untuk kendaraan listrik,” ujar Toto.
Dia menambahkan, baterai ini dapat kita optimalkan karena dari mining hingga produk baterai memperlukan waktu 3 hingga 4 tahun. “3 hingga 4 tahun ke depan kita siap menghadirkan baterai untuk kendaraan listrik “made in Indonesia”. Nantinya jika produksi baterai tidak diserap pasar di Tanah Air, maka akan kami ekspor dengan demand baterai untuk kendaraan listrik tertinggi berada di Cina, Amerika Serika, dan Eropa,” ujar Toto. (TS)
0 Komentar
Berikan komentar anda