Renewable Energy ENERGY PRIMER Emission & Carbon ENVIRO NEWS
Trending

Ambisi Olimpiade Jepang Bentuk Budaya Mobil Hidrogen

Ambisi Olimpiade Jepang Bentuk Budaya Mobil Hidrogen
Jadwal baru Olimpiade Tokyo 2020 [Foto: pikiran-rakyat.com - LISTRIK INDONESIA

Listrik Indonesia - Jepang seharusnya telah menjalankan peran sebagai tuan rumah olimpiade dan paralimpik, pesta multicabang olahraga (cabor) sedunia, pada 2020. Namun ditunda setahun karena pandemi covid-19.

Ajang pertarungan atlet dunia itu direncanakan pelaksanaannya pada 23 Juli - 8 Agustus 2021. Sementara Paralimpik Tokyo digelar pada 24 Agustus - 5 September 2021. Jadwal ini masih di bawah bayang-bayang ancaman kemungkinan kembali diundur.

Penyebabnya masih sebab pandemi covid-19 yang sama sekali belum dapat ditaklukkan. 

Bahkan, saat berita ini dikirim (posting), terdapat 31 kota di Jepang mengundurkan diri sebagai penyelenggara pertandingan.

BACA JUGA: 5 Negara Penghasil Listrik Tenaga Surya Terbanyak

Di tengah kekhawatiran akan ancaman penyebaran virus korona, pemerintah Jepang terus berbenah mempersiapkan banyak aspek persiapan ajang olahraga paling bergengsi dimaksud.

Bagaimana persiapan terkait penyediaan energi, salah satu aspek vital penyelenggaraan olimpiade? Termasuk dikaitkan dengann tuntutan penyediaan energi yang ramah lingkungan. Berikut rangkuman LISTRIK INDONESIA: 


Warisan

Tokyo mulai berbenah sejak 2016. Wajah ibu kota Jepang muali berubah sedikit demi sedikit, melalui perencanaan yang matang. 

Ketika ditanya persiapan yang dirancangnya, Gubernur Tokyo Yoichi Masuzoe bercerita flashback. Dia mengungkapkan Olimpiade Tokyo 1964 meninggalkan sistem kereta kecepatan tinggi Shinkansen sebagai warisannya. 

"Olimpiade mendatang akan meninggalkan 'masyarakat hidrogen' sebagai warisannya," tukas Masuzoe. "Pemerintah Metropolitan Tokyo (Tokyo Metropolitan Government) sudah bekerja untuk mewujudkannya."

BACA JUGA: Porsche Lego Mobil Listrik 9.072 Unit Kuartal I 2021

Begitulah, penyelenggaraan olimpiade itu dirancang guna menghasilkan dampak jangka panjang. Bukan sekadar sukses penyelenggaraan perlombaan atau pertandingan olahraga. Kemarin memberikan Shinkansen, olimpiade dan paralimpik besok ditargetkan membentuk "masyarakat hidrogen".


Generator Bencana

Jepang mengambil langkah awal menuju masyarakat yang menggunakan hidrogen sebagai sumber tenaga listrik utama. Misalnya, mobil sel berbahan bakar hidrogen (fuel cell) pertama kali dipasarkan oleh produsen kendaraan  Jepang. 

Pemerintah Metropolitan Tokyo aktif mempromosikan penggunaan hidrogen sebagai sumber energi. Berbagai langkah digelar, termasuk menyediaan anggaran JPY40 miliar (USD348 juta) untuk mendirikan stasiun pengisian bahan bakar hidrogen dan infrastruktur lainnya.
 
Penciptaan "masyarakat hidrogen" ditargetkan untuk mencapai empat tujuan utama. Pertama, pengurangan beban lingkungan. Tidak seperti bahan bakar fosil, hidrogen hanya mengeluarkan air saat dibakar. Sangat mendukung upaya pengurangan emisi karbon dioksida. 

Kedua, diversifikasi sumber energi. Hidrogen dapat diproduksi dengan sumber energi terbarukan, dan penggunaannya juga akan meningkatkan stabilitas pasokan energi. 

BACA JUGA: Tekad Jawa Barat Jadi Pionir Pemakaian Kendaraan Listrik

Ketiga, hal itu akan menghasilkan efek riak ekonomi yang menguntungkan. Pergeseran ke sumber energi baru secara alami akan membuka lapangan pekerjaan, menghadirkan ruas-ruas baru pergerakan ekonomi.

Keempat, membantu mengatasi bencana alam. Listrik untuk menggerakkan mesin mobil sel menggunakan hidrogen dari tangki. Ketika terjadi bencana alam yang mengakibatkan suplai listrik terhenti maka kendaraan ini dapat berfungsi sebagai generator berkekuatan besar. 

Bukan rahasia, Jepang cukup sering dilanda bencana alam. Misalnya, gempa bumi.

Hidrogen lebih ringan daripada udara dan menyebar cepat, sehingga tidak akan menyala kecuali dalam kondisi tertentu, seperti saat disimpan pada konsentrasi tertentu di ruang tertutup. Dengan karakteristik ini, dapat ditangani dengan cara yang sama pada kasus bensin dan gas kota (gas alam).
 
Salah satu tantangan mewujudkan "masyarakat hidrogen" adalah tingginya investasi awal yang dibutuhkan. Misalnya, mendirikan stasiun pengisian bahan bakar hidrogen standar menghabiskan biaya JPY500 juta (USD 4,3 juta), lima kali lipat pompa (SPBU) bensin biasa. 

BACA JUGA: 1 di Antara 5 Pemilik Mobil Listrik Kembali ke Kendaraan Biasa

Tokyo telah memiliki 35 pada 2020. Jumlah ini memungkinkan pengguna mobil sel menuju SPBU hidrogen sekitar 15 menit saja dari berbagai sisi metropolitan.

Pemerintah Metropolitan Tokyo juga menargetkan 6.000 mobil sel hidrogen di jalan dan meningkatkan jumlah bus sel lebih 100 unit sebelum olimpiade dan paralimpik. 
 
Pergeseran ke hidrogen mengarah pada pengurangan polutan yang terbawa udara secara signifikan.  Kelebihan laiinya adalah kendaraan sel tidak berisik alias tanpa polusi suara. 

Patut dinantikan, ketika atlet Olimpiade dan Paralimpik Tokyo 2020 bertanding, udara Tokyo lebih bersih dan tenang berkat bahan bakar hidrogen. Tak kalah penting, yakni menjadi cikal terbentuknya masyarakat dunia dengan budaya pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT). (RE)


 

Related Articles

0 Komentar

Berikan komentar anda

Back to top button