Listrik Indonesia | Ajang bergengsi Indonesia Best Electricity Awards (IBEA) 2025 resmi dibuka hari ini di Hotel Bidakara, Jakarta. Dalam seremoni pembukaan, Sekretaris Jenderal Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Ir. Ida Nuryati Finahari, hadir mewakili Dirjen Ketenagalistrikan Jisman P. Hutajulu yang berhalangan hadir karena agenda mendadak. Dalam sambutannya, Ida menyampaikan sejumlah pesan strategis yang menegaskan pentingnya kolaborasi dan inovasi untuk menghadapi tantangan sektor ketenagalistrikan nasional.
“IBEA bukan sekadar ajang penghargaan, melainkan juga ruang strategis bagi pelaku industri untuk mendorong kemajuan sektor ketenagalistrikan Indonesia,” ujar Ida di hadapan para tamu undangan, dewan juri, dan peserta IBEA 2025.
Acara ini turut dihadiri oleh para tokoh senior di bidang energi dan ketenagalistrikan yang tergabung dalam Dewan Juri IBEA 2025. Sebanyak 18 anggota dewan juri terlibat dalam proses seleksi yang mempertimbangkan berbagai aspek penting, seperti keberlanjutan, keterjangkauan, ketahanan energi, dan dampak sosial dari proyek-proyek kelistrikan yang dinominasikan.
Transisi Energi Menuju 2060
Dalam pidatonya, Ida menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen penuh untuk mewujudkan Net Zero Emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat, sejalan dengan target iklim nasional dan global. Untuk mendukung hal tersebut, pemerintah terus mendorong pengembangan kawasan industri, ekonomi inklusif, dan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.
“Pembangunan ekonomi nasional saat ini diarahkan untuk tumbuh secara berkualitas, dan energi menjadi salah satu fondasi utamanya,” jelas Ida.
Menurut proyeksi pemerintah, kebutuhan energi nasional diperkirakan meningkat tajam hingga mencapai lebih dari 1.800 terawatt-hour pada 2060. Untuk itu, kombinasi energi (energy mix) akan dioptimalkan, termasuk peningkatan porsi energi baru dan terbarukan (EBT) yang mencakup nuklir, hidrogen, dan amonia hijau.
Ida juga menyampaikan bahwa pemerintah tetap berupaya menjaga harga energi tetap kompetitif agar tidak membebani masyarakat dan dunia usaha. Sementara itu, PLTU eksisting secara bertahap akan dikurangi masa operasionalnya sejalan dengan agenda dekarbonisasi nasional.
Inovasi dan Kolaborasi Jadi Kunci
Mengusung tema “Award for Sustainable Energy Industry”, IBEA 2025 diharapkan menjadi refleksi dari arah transformasi energi nasional. Menurut Ida, sektor ketenagalistrikan kini tidak hanya dituntut menyediakan energi yang andal dan terjangkau, tetapi juga harus adaptif terhadap dinamika geopolitik dan perubahan iklim.
“Transisi energi adalah pekerjaan besar yang tidak bisa diselesaikan oleh pemerintah saja. Diperlukan sinergi lintas sektor antara pemerintah, swasta, akademisi, media, dan masyarakat,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Ida juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta IBEA 2025 yang telah menunjukkan dedikasi dan inovasi di berbagai kategori, mulai dari pembangkitan, EPC, O&M, hingga teknologi kelistrikan. Ia berharap ajang ini mampu menjadi barometer kemajuan sektor ketenagalistrikan dan memicu semangat untuk terus berkarya.
Di akhir sambutannya, Ida mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk terus melangkah bersama dalam mewujudkan sistem kelistrikan nasional yang tangguh, berdaya saing, dan berkelanjutan.
“Semoga IBEA 2025 membawa semangat baru bagi kita semua untuk terus berinovasi dan berkontribusi demi masa depan energi Indonesia yang lebih baik,” tutupnya.