Inovasi Energi dan Teknologi Maritim PAL di IBEA 2025 Mencuri Perhatian

Jumat, 04 Juli 2025 | 17:15:35 WIB
Direktur Pemasaran PT PAL (Persero), Wiyono Komodjojo Tampil di Simposium IBEA 2025

Listrik Indonesia | Dalam gelaran Simposium Indonesia Best Electricity Award (IBEA) 2025 yang berlangsung pada 4 Juli 2025, PT PAL (Persero) menegaskan komitmennya untuk menjadi perusahaan konstruksi maritim dan energi kelas dunia. Hal ini disampaikan langsung oleh Direktur Pemasaran PT PAL (Persero), Wiyono Komodjojo, dalam paparannya yang memukau para peserta simposium. 

“Visi kami adalah menjadi perusahaan global di sektor manufaktur dan energi. Kami telah hadir secara representatif di Jakarta dan memiliki kantor perwakilan di Abu Dhabi,” ujar Wiyono. 

PT PAL selama ini dikenal sebagai produsen kapal perang dan kapal niaga, namun kiprahnya kini telah jauh melampaui itu. Perusahaan ini juga aktif dalam pembangunan pembangkit energi, perawatan dan perbaikan kapal (maintenance, repair, overhaul), hingga pengembangan teknologi energi baru dan terbarukan. 

Transformasi Teknologi Maritim 4.0 

Dalam paparannya, Wiyono menjelaskan bahwa PT PAL telah mengadopsi konsep Industri Maritim 4.0. Sebanyak 1.500 karyawan telah dibekali perangkat digital yang terintegrasi dengan sistem operasional harian. Seluruh proses mulai dari pemasaran, engineering, procurement, produksi, hingga keuangan kini berjalan secara digital dan terintegrasi. 

Transformasi ini juga menyentuh lini produksi. PT PAL berhasil memangkas waktu docking kapal dari 19 bulan menjadi hanya 8 bulan. Selain itu, kapasitas produksi blok kapal meningkat dua kali lipat, dari 50 blok menjadi 100 blok per bulan, berkat efisiensi dan otomatisasi. 

PT PAL Pamerkan Inovasinya di IBEA 2025


Serius Garap Energi Baru Terbarukan 

Tak hanya unggul di industri maritim, PT PAL juga gencar memperkuat portofolio energi bersih. Dalam Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2025–2029, perusahaan ini menargetkan penguasaan desain dan teknologi di sektor energi baru dan terbarukan (EBT). 

Wiyono memaparkan bahwa sejak 1997, PT PAL telah membangun pembangkit listrik EBT 30 MW di Kalimantan. Kemudian, pada 2022 dan 2024, mereka kembali menyuplai dua pembangkit masing-masing 60 MW untuk PLN Indonesia Power yang kini dioperasikan di Kolaka dan Maluku. 

Yang terbaru, PT PAL tengah membangun pembangkit listrik tenaga arus laut (tidal current) berkapasitas 2x20 kW. Proyek ini dikerjakan bersama PLN Puslitbang dan BRIN sebagai bagian dari inisiatif nasional dalam inovasi energi. 

Terobosan: Pembangkit Listrik Terapung (BMPP) 

Salah satu andalan PT PAL adalah teknologi barge mounted power plant (BMPP) alias pembangkit listrik terapung. BMPP 60 MW yang telah diserahkan kepada PLN IP dinilai sangat efektif untuk menjangkau wilayah-wilayah terpencil di Indonesia timur seperti Kolaka dan Ambon. Keunggulan BMPP ini terletak pada sifatnya yang mobil dan fleksibel, serta dapat menggunakan dual-fuel: gas dan bahan bakar cair. 

Untuk efisiensi biaya pengangkutan, PT PAL kini mengembangkan BMPP 30 MW dengan desain landspan kapal yang lebih ringan dan bisa ditowing langsung, tanpa harus dikandaskan seperti BMPP 60 MW sebelumnya. 

Tak berhenti di situ, PT PAL juga tengah menyiapkan proyek BMPP floating gas power plant kapasitas 20 MW, serta merancang pembangkit listrik tenaga nuklir apung (Floating Nuclear Power Plant), jack-up power plant, dan berbagai inovasi energi laut lainnya. 

“Semua teknologi yang kami kembangkan, dari tidal, floating hingga nuklir, adalah bentuk kesiapan kami untuk mendukung transisi energi nasional. Kami percaya bahwa kekuatan Indonesia ada di laut, dan kami siap menjadi bagian penting dari solusi energi berkelanjutan,” pungkasnya.

Tags

Terkini