Listrik Indonesia | Direktur Marketing PT Basuki Pratama Engineering (BPE), Aldo Basuki, menjelaskan keunggulan teknologi Fluidized Bed Steam Boiler dan Thermal Oil Heater yang dikembangkan perusahaannya. Penjelasan tersebut disampaikan dalam acara HEATECH INDONESIA Expo Boiler dan Expo Biomassa di Jakarta, Kamis (5/10/2025).
Menurut Aldo, teknologi Fluidized Bed Steam Boiler sangat cocok untuk proses pembakaran biomassa dengan kadar kelembapan tinggi.
“Teknologi yang dimiliki Fluidized Bed Steam Boiler sangat cocok bagi pembakaran biomassa terbarukan pada kadar kelembaban lebih tinggi,” ujarnya.
Ia menambahkan, sistem pembakaran pada boiler tersebut menggunakan suhu maksimal 950°C, sehingga emisi nitrogen oksida (NOx) yang dihasilkan lebih rendah dibandingkan boiler konvensional tanpa sistem fluidized bed.
Selain itu, Aldo juga menjelaskan fungsi Fluidized Bed Thermal Oil Heater, yaitu sebagai mesin pemanas cairan dalam proses industri yang memerlukan suhu tinggi pada tekanan rendah.
“Sementara itu, Fluidized Bed Thermal Oil Heaters berfungsi sebagai mesin pemanas cairan dalam proses yang memerlukan panas lebih tinggi pada tekanan rendah. Selain batubara, boiler ini juga menggunakan bahan bakar dari limbah padat seperti limbah kayu, sekam padi, dan cangkang sawit,” katanya.
Lebih lanjut, Aldo menjelaskan bahwa PT Basuki Pratama Engineering tidak hanya memproduksi, tetapi juga mendesain sendiri sistem boiler yang digunakan di berbagai sektor industri.
“Kami perusahaan pembuat desain sekaligus manufaktur boiler. Boiler ini berfungsi menghasilkan uap atau steam yang digunakan pabrik-pabrik dalam proses produksinya,” terang Aldo.
Ia menambahkan, prinsip kerja boiler adalah mengubah energi panas dari bahan bakar seperti minyak, gas, atau batubara menjadi uap air. “
Ketika bahan bakar dibakar, panasnya diserap oleh air hingga berubah menjadi uap. Uap ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan, dari penggerak turbin hingga proses industri,” jelasnya.
Menurut Aldo, teknologi boiler yang dikembangkan BPE memiliki kapasitas bervariasi, mulai dari 1 ton per jam hingga 30 ton per jam untuk standar produksi, dan dapat mencapai 100 ton per jam untuk kebutuhan khusus.
“Teknologi ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan energi panas di berbagai industri seperti makanan dan tekstil, yang menjadi pengguna terbesar boiler kami,” ujarnya.
Aldo menegaskan bahwa produk-produk BPE merupakan hasil karya anak bangsa.
“Teknologi ini produk dalam negeri. Kami desain dan buat sendiri dengan kandungan lokal hampir mencapai 50 persen,” katanya. Produk buatan BPE tidak hanya digunakan di dalam negeri, tetapi juga telah diekspor ke beberapa negara.
Lebih jauh, Aldo menjelaskan bahwa perusahaan yang berdiri di kawasan Industri Pulogadung dengan fasilitas pabrik seluas 14.000 meter persegi itu, kini menjadi salah satu pemain utama di pasar boiler dan thermal oil heater berbahan bakar padat di Indonesia.
“Awalnya kami memproduksi sistem pengering kayu atau kiln dryer system, dan produk tersebut mendapat sambutan baik dari pasar lokal maupun ekspor. Kini kami juga menghasilkan air pollution control system, heat exchanger, serta pembangkit listrik tenaga uap untuk skala industri,” ujarnya.
Sebagai strategi menghadapi persaingan pasar, BPE juga menonjolkan pelayanan teknis kepada pelanggan. Aldo menjelaskan bahwa perusahaan memiliki tim in-house engineering yang memberikan solusi sistem boiler sesuai kebutuhan pengguna.
“Kami juga rutin memberikan pelatihan kepada pelanggan sebagai bagian dari layanan purna jual,” tambahnya.
Aldo menilai, keunggulan utama BPE dibanding perusahaan sejenis di dalam negeri adalah kemampuannya memproduksi mesin boiler secara mandiri tanpa bergantung pada lisensi asing.
“Yang menjadikan BPE unik dibanding perusahaan lain adalah kami bukan trader. Banyak perusahaan lokal menjual produk impor atau lisensi dari luar negeri. Sementara BPE mendesain dan memproduksi steam boiler dan thermal oil heater sepenuhnya di dalam negeri, baik untuk pasar domestik maupun internasional,” paparnya.