Listrik Indonesia | Etanol dan bioetanol sering disebut dalam pembahasan tentang bahan bakar ramah lingkungan. Keduanya memiliki rumus kimia yang sama, yakni C?H?OH, namun berbeda dari sisi sumber bahan baku, proses produksi, serta tujuan penggunaannya. Dalam konteks energi terbarukan, bioetanol menjadi salah satu opsi penting bagi Indonesia untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.
Etanol merupakan senyawa alkohol yang dapat dihasilkan melalui dua cara, yaitu secara kimiawi maupun biologis. Etanol digunakan secara luas di berbagai sektor, seperti industri farmasi, kosmetik, minuman, hingga bahan bakar campuran. Namun, tidak semua etanol yang beredar di pasaran berasal dari sumber terbarukan.
Sementara itu, bioetanol adalah etanol yang secara khusus diproduksi dari biomassa atau bahan organik. Proses produksinya melibatkan fermentasi gula atau karbohidrat dari tanaman seperti tebu, jagung, ketela, atau sorgum. Bioetanol kemudian diolah menjadi fuel grade ethanol, yaitu etanol dengan kemurnian tinggi yang dapat digunakan sebagai campuran bahan bakar kendaraan bermotor.
Dalam industri energi, bioetanol berfungsi sebagai bahan bakar alternatif yang lebih ramah lingkungan. Penggunaannya sebagai campuran bensin (misalnya dalam bentuk E5 atau E10) telah diterapkan di berbagai negara. Di Indonesia, kebijakan mandatori campuran bioetanol ke dalam bensin mulai digencarkan oleh pemerintah sebagai bagian dari upaya transisi menuju energi bersih.
Selain menekan impor bahan bakar minyak (BBM), penggunaan bioetanol juga membantu mengurangi emisi karbon dan mendorong pemanfaatan sumber daya lokal. Menurut sejumlah kajian, bioetanol yang dihasilkan dari tebu atau limbah pertanian memiliki potensi besar untuk mendukung kemandirian energi nasional.
Meski demikian, implementasi bioetanol di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan. Produksi dalam negeri belum optimal karena keterbatasan bahan baku dan infrastruktur distribusi. Saat ini baru sebagian kecil industri yang mampu memproduksi fuel grade ethanol sesuai standar untuk campuran BBM.
Secara keseluruhan, meskipun etanol dan bioetanol secara kimiawi identik, istilah “bioetanol” digunakan untuk menegaskan asal-usulnya dari biomassa serta perannya dalam mewujudkan sistem energi yang lebih berkelanjutan. Dengan dukungan regulasi, investasi, dan kesiapan industri, bioetanol berpotensi menjadi salah satu pilar penting dalam perjalanan Indonesia menuju kemandirian energi dan target Net Zero Emission 2060.