NEWS
Trending

Berbagi Tugas Membangun Industri Baterai

Berbagi Tugas Membangun Industri Baterai
Ilustrasi

Listrik Indonesia | Pemerintah bercita-cita menjadikan Indonesia sebagai raja baterai, melalui rencananya membentuk holding baterai. Kementerian BUMN dan Kementerian Energi dan Sumber Daya  Mineral (ESDM) berbagi tugas dalam menggarap sektor hulu dan hilir industri baterai.

 

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pahala N. Mansyuri menjelaskan, bahwa Kementerian BUMN mempercepat kendaraan listrik melalui pengembangan ekosistem baterai di sisi hulu (upstream). Pengembangan hulu kendaraan listrik itu dilakukan dengan mengolah biji nikel menjadi baterai yang dilakukan oleh PT Antam Tbk.

 

“Kami mengembangkan ekosistem baterai di upstream dengan meleverage kekayaan nikel Indonesia yang dikelola Antam. Yang lainnya kami memperkuat konsorsium produsen baterai dengan empat BUMN besar, Mind ID, Antam, PT Pertamina (Persero) dan PLN, mengingat besarnya investasi untuk value chain battery [rantai suplai baterai],” ujarnya melalui pesan singkatnya belum lama ini.

 

Sektor upstream kendaraan listrik dipimpin melalui Indonesia Battery Corporation (IBC). Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan, keberadaan Indonesia Battery Holding (IBH) atau Indonesia Battery Corporation (IBC) akan membawa Indonesia sebagai produsen kendaraan listrik berbasis baterai di dunia.

 

“Kalau kita bicara eco lifestyle, salah satunya yang ke depan [menjadi tren] adalah kendaraan bermotor [listrik]. Di situlah, kita memastikan, kita tidak hanya menjadi market, tetapi kita menjadi bagian daripada ekosistem itu dengan menciptakan yang namanya baterai listrik,” tuturnya.

 

IBH akan fokus dalam membangun rantai pasok baterai listrik. Kementerian BUMN menargetkan produksi baterai untuk kendaraan listrik akan segera direalisasikan pada 2022 atau 2023. Selain memproduksi, IBH juga akan mendaur ulang (recycle) baterai. Erick menyebut hal itu penting dilakukan.

 

Pemerintah telah meresmikan Holding BUMN Baterai, IBH pada 26 Maret 2021, terdiri atas 4 perusahaan pelat merah, yaitu Mining and Industry Indonesia atau MIND ID, PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero), dan PT Aneka Tambang (Antam) Tbk, dengan masing-masing kepemilikan saham 25%.

 

PT PLN (Persero) dan PT Pertamina (Persero) akan fokus di hilir seperti infrastruktur pengisian daya listrik, sedangkan MIND ID dan Antam fokus pada sisi upstream, yaitu penghiliran nikel menjadi baterai.

 

PLN sudah dan akan terus menambah SPKLU. Bahkan, PLN membuka kemitraan dengan pihak swasta untuk mengembangkan SPKLU. Sementara itu, Pertamina melalui Sub-Holding Pertamina New Renewable Energy (Pertamina NRE).

 

Terpisah, Menteri ESDM Arifin Tasrif menuturkan, bahwa untuk mencapai target tersebut perlu melibatkan banyak instansi/lembaga/kementerian dan seluruh stakeholder seperti produsen komponen, pabrik baterai, prinsipal otomotif, dan konsumen sendiri.

 

“Industri harus merespon aksi percepatan kendaraan listrik ini. Apakah produsen kendaraan listrik dapat membuat produk yang kompetitif atau lebih murah dan lebih menarik [desain],” tuturnya.

 

Kementerian ESDM, katanya, sedang berupaya untuk mengoptimalkan penghiliran bijih mineral di dalam negeri untuk dapat memproduksi baterai listrik. Terutama bijih nikel dan bauksit, yang menjadi bahan baku utama produksi baterai listrik.

 

Saat ini, industri sedang menyiapkan penghiliran nikel dan bauksit. “Kami telah memiliki peraturan yang mewajibkan hilirisasi industri mineral agar menjadi barang jadi salah satunya bijih nikel menjadi baterai listrik.”

 

Sementara itu, target pada 2050, menurut Arifin, seluruh produksi kendaraan baru sudah dalam jenis kendaraan bermotor berbasis listrik. “Apakah kita bisa mengganti 15 juta kendaraan roda empat dan 112 juta kendaraan roda dua [berbahan bakar BBM] seluruhnya? Seluruhnya ditargetkan pada tahun 2050 sehingga kita bisa memberikan kontribusi cukup besar untuk pengurangan emisi karbon. Itu yang masih menjadi tantangan,” ucap Arifin kepada Listrik Indonesia.

 

Dia menambahkan untuk mencapai berbagai target itu perlu dibuat roadmap detail pengembangan kendaraan listrik berbasis baterai. Arifin optimistis dengan spirit yang sama dari seluruh stakeholder dalam mengoptimalkan kemampuan yang ada, target tersebut akan tercapai.

 


Related Articles

0 Komentar

Berikan komentar anda

Back to top button