Biaya Gudang Melonjak, Apkabel Minta Pemerintah Kucurkan Dana Talangan

Listrik Indonesia | Ketua Umum Asosiasi Produsen Kabel (Apkabel) Noval Jamalullail mengungkapkan, pabrikan kabel masih memiliki banyak stok karena tidak terserap pasar. Imbasnya, biaya pergudangan menjadi tinggi. Dia berharap, pemerintah segera mengucurkan dana talangan kepada PLN.
"Tingginya pasokan barang di gudang pabrikan membuat biaya pergudangan melonjak. Karena itu, kami harapkan agar pemerintah mempercepat pemberian dana talangan utang yang telah disetujui oleh DPR kepada PLN," ujar Noval, di Jakarta, Minggu (11/10).
Saat ini, katanya, terjadi permintaan kabel listrik sepanjang tahun ini menurun drastis. Dia mengungkapkan, sebagian pabrikan akan kembali berproduksi pada kuartal IV tahun 2020 meski peningkatan utilisasi secara industri masih lambat.
"Mungkin (pabrikan masih) wait and see. Estimasi proyeksi (volume produksi) sampai akhir tahun mungkin hanya 50 persen dari tahun 2019," katanya.
Menurutnya, orientasi pasar pabrikan kabel selama ini dibagi menjadi empat kelompok. Yakni, untuk proyek PT PLN (Persero), proyek non-PLN, peritel, dan gabungan antara ketiga pasar tersebut. Saat ini, pabrikan kabel yang berorientasi proyek PLN hanya memiliki utilisasi pabrikan dibawah level 10 persen.
PLN, lanjutnya, hanya mendominasi serapan industri kabel listrik sekitar 70 persen-80 persen yang digunakan untuk transmisi dan distribusi energi dari pembangkit listrik. Sehingga, 20 persen-30 persen produksi industri dialokasikan untuk diserap sektor swasta.
"Artinya, kegiatan yang ada di pabrikan tidak berkaitan dengan proses produksi alias hanya memasok kabel ke PLN. Mereka (pabrikan kabel) sudah bikin (kabel pesanan PLN), tapi kalau surat pesanan barang (tidak dikirimkan) stoknya jadi idle. Makanya, posisinya di industri banyak (kabel idle)," katanya.
Sementara itu, utilisasi pabrikan dengan orientasi proyek non PLN memiliki utilisasi di kisaran 20 persen-30 persen. Noval menyebutkan banyak pabrikan berorientasi proyek non-PLN menghentikan mesin produksinya karena proyek infrastruktur maupun konstruksi menunda pembangunannya.
Terakhir, pabrikan yang menyasar peritel memiliki utilisasi sedikit lebih tinggi atau di kisaran 30 persen-40 persen. Noval menyampaikan hal tersebut disebabkan oleh pelonggaran protokol pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pada Juni-Juli.
Industri kabel listrik lokal memiliki kapasitas produksi kabel transmisi listrik bawah tanah berkapasitas 50Kv-150Kv (Kilovolt) sepanjang 3.420 kilometer per tahun. Adapun permintaan kabel listrik layang berkapasitas 150Kv-500Kv untuk mentransmisikan daya dari pembangkit listrik ke gardu listrik mencapai sekitar 64.400Km pada 2019. (pin)
0 Komentar
Berikan komentar anda