
Perpres ini akan mengatur kendaraan bermotor listrik berbasis baterai dan tidak termasuk kendaraan listrik jenis hybrid dan plug-in hybrid. Salah satu pertimbangan mengedepankan kendaraan yang berbasis hanya listrik, karena Indonesia memerlukan lompatan besar ke mobil listrik jika ingin udara dan lingkungan bersih, serta mendorong adanya kemandirian industri, terutama industri baterai yang bahan bakunya ditengarai berlimpah di Indonesia.
Hal ini akan menjadi tema Focus Group Discussion (FGD) BPPT dan stakeholder terkait, di BPPT Thamrin, Rabu (17/7).
BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) tentu ingin berperan serta mendorong program pemerintah tersebut, mengingat tren kendaraan listrik di saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, baik di negara maju maupun negara berkembang.
Jadi, tak mengherankan jika banyak peningkatan jumlah penelitian tentang kendaraan listrik/Electric Vehicle (EV) dalam berbagai publikasi ilmu pengetahuan dan ekonomi. Adanya animo dan antusias yang begitu tinggi pada kendaraan listrik ini ditentukan beberapa faktor, seperti harga yang secara bertahap menurun menuju harga kendaraan combustion engine dari kelas yang sama, jarak tempuh dalam satu kali pengisian makin meningkat, pemerintah di sejumlah negara menawarkan insentif keuangan, termasuk kemudahan kredit pajak termasuk di Indonesia, dan juga taraf hidup masyarakat makin meningkat yang tentunya lebih peduli terhadap ekosistem.
Sejak 2018, BPPT telah menginisiasi percepatan kendaraan berbasi listrik ini dengan adanya pilot Project 2 unit fast charging station BPPT, di lokasi BPPT Thamrin dan Serpong yang memanfaatkan energi terbarukan sebagai sumber energinya.
BPPT juga telah bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian, PT Mitsubishi Motor Kramayudha Sales Indonesia untuk uji coba kendaraan listrik Mitsubhisi MiEV, dengan memanfaatkan energi terbarukan. Ke depan, BPPT akan menfokuskan diri pada pengembangan teknologi fast charging station untuk kendaraan roda 4 dan roda 2 dengan melibatkan industri dalam negeri. Termasuk, teknologi pengujian battery cell dan pack untuk mendukung industri baterai kendaraan listrik.
Pada FGD ini dikumpulkan berbagai lapisan masyarakat baik teknokrat, birokrat, entreprenuer, akademisi, LSM, bahkan amatir/individu pemerhati maupun pengembang untuk berdiskusi bertukar pikiran menyampaikan pendapatnya untuk suksesnya program percepatan implementasi kendaraan listrik ini. Karena, mobil listrik merupakan suatu keniscayaan. (Fr)
0 Komentar
Berikan komentar anda