Renewable Energy ENERGY PRIMER NEWS
Trending

Challenges and Opporunities for Hydro Power Development

Listrik Indonesia | Majalah Listrik Indonesia bersama Indonesia Hydropower Association (INAHA), Asosiasi Pengembang Pembangkit Listrik Tenaga Air (APPLTA) didukung oleh PT Andritz Hydro menggelar virtual event bertajuk Accelerating Indonesia’s Energy Transition: Challenges and Opportunities for Hydro Power Development. Pada, Rabu (20/4/2022).

Dalam acara tersebut turut hadir sebagai pemberi sambutan yaitu Ketua Dewan Pakar Majalah Listrik Indonesia Herman Darnel Ibrahim, Direktur Jenderal Ketenagalistrikan KESDM, Rida Mulyana. Selain itu, turut hadir pula sebagai pembicara antara lain; Nasri Sebayang Chairman of INAHA, Zulfan Zahar Chairman of APPLTA, Zainal Arifin EVP Engineering & Technology PT PLN (Persero), Nick Wright Senior Vice President Sarawak Energy, Stephan Garnier Lead Energy Specialist, Energy Program Coordinator for Indonesia and Timor Leste, M. Sofyan Vice Chairman INAHA dan Josef M. Ullmer President Director of PT Andritz Hydro.

Dalam Webinar tersebut, Nasri Sebayang mengatakan, pengembangan Pusat Listrik tenaga Air yang berkelanjutan (sustainable development) umumnya membutuhkan waktu yang cukup panjang yaitu melalui tahapan awal (Initial Stage) yang sudah dilaksanakan , Tahap Persiapan (Preparation Stage) , Tahap Konstruksi (Implementation Stage) serta Tahap Operasi (Operation Stage) guna dapat menjawab tantangan tantangan dari sisi aspek teknis , lingkungan , sosial , ekonomi dan pendanaan .


“Untuk itu maka saat ini sudah harus dimulai kegiatan persiapan dan implementasi pengembangan dan pembangunan Tenaga Air di Indonesia karena tahun 2030 pada dasarnya cukup singkat untuk dapat membangun PLTA sesuai target,”ujar Nasri.


Sementara itu, Zainal Arifin mengungkapkan,  dalam RUPTL PLN 2021-2030 ada rencana penambahan PLTA/M/PS untuk mencapai 10,4 GW hingga tahun 2030. Untuk mencapai bauran energi 23% diperlukan penambahan 4,2 GW PLTA/M/PS secara bertahap dengan kebutuhan sistem. Ia menyebut, Pembangkit Hidro dalam tahap konstruksi  Jatigede 110 MW, PLTA Peusangan 1-2 88 MW, Asahan III 174 MW dan PS Upper Cisokan 1040 MW.


Melihat potensi sebesar itu, Andritz Hydro turut mendukung proyek-proyek Pembangkit listrik tenaga air di Indonesia. Jossef M Ullmer menjelaskan beberapa proyek yang telah digarap ANDRITZ Hydro. ANDRITZ Hydro adalah salah satu pemasok peralatan elektromekanikal pembangkit listrik tenaga air terbesar didunia dengan pengalaman lebih dari 175 tahun dan telah membangun lebih dari 430.000 MW pembangkit tenaga air di seluruh dunia.


Hingga kini, PT ANDRITZ Hydro telah berkontribusi dalam pembangunan 36 PLTA dengan total kapasitas terpasang 2.300 MW, PLTMH dengan total kapasitas terpasang lebih dari 170 MW sebanyak 46 unit dan merehabilitasi lebih dari 350 MW baik PLTA maupun PLTMH. Pada tanggal 4 September 2019 yang lalu PT ANDRITZ Hydro telah menandatangani kontrak pembangunan PLTA Asahan 3 yang berkapasitas 2 x 87 MW untuk pekerjaan hidromekanikal (Penstock dan Gates).


Di samping itu, Zulfan Zahar menyoroti perkembangan PLTA di Indonesia. Menurutnya agar energi baru terbarukan EBT di Indonesia agar cepat berkembang, jadikan EBT sebagai prioritas, kemudian PLN wajib menggunakan EBT dalam perencanaan pembangunan, Tarif dengan pengembalian yang wajar, penunjukan langsung proyek, Feed in Tarif untuk kapasitas skala kecil. 


“Yang perlu diperhatikan lagi ialah terkait Power Purchase Agreement (PPA), pembiayaan yang Bankable, keadilan berbagi risiko dan BOOT sebagai opsi,”pungkas Zulfan.

Related Articles

0 Komentar

Berikan komentar anda

Back to top button