Direktur PT Sintra Sinarindo Elektrik, Yohanes Purnawan Widjaja mengatakan, pasar transformator di Indonesia di mana angka pertumbuhan pasar trafo mencapai 30% per tahun seiring dengan meningkatnya kebutuhan listrik di dalam negeri, baik itu untuk perorangan maupun dunia industri.
"Pada 2017-2019 saja (sebelum pandemi) Sintra menyuplai untuk kebutuhan 80 persen. Saat pandemi Sintra bertransformasi penjualan lebih diarahkan ke swasta. Ternyata tak dipungkiri permintaan dari swasta cukup besar," ujar Yohanes kepada listrik indonesia.com. (14/9/2022) di Jakarta.
Saat ini, Sintra memproduksi trafo mulai dari tegangan menengah 20 kV hingga tegangan tinggi 15 kV dan Load Break Switch (LBS).
"Pabrik kami mempunyai kapasitas mass production untuk satu jenis, tapi kami juga menerima pesanan sesuatu spesifikasi customer,"tuturnya.
Guna menjawab kebutuhan listrik yang terus meningkat, tentunya dibutuhkan inovasi dalam teknologi dan infrastruktur demi menunjang efisiensi. Untuk itu, PT Sintra Sinarindo selaku produsen trafo di Indonesia ekspansi pabriknya.
"Sintra ekspansi pada proses produksi dengan menggunakan teknologi-teknologi anyar selah satunya menggunakan sistem no cut core. Sehingga mutu dan akurasi trafo jauh lebih baik dan harga lebih ekonomis,"tukasnya.