Listrik Indonesia - Tuntutan dunia yang berkelanjutan dan rendah emisi telah melahirkan sejumlah inovasi. Dunia industri pharus bisa memenuhi tuntutan industri hijau yang berkelanjutan.
Indonesia sendiri dalam Nationally Determined Contribution (NDC) pada Konferensi iklim PBB ke-27 (COP27) menyatakan akan meningkatkan target penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 31,89% dengan upaya sendiri (unconditional). Dan 43,20% jika mendapat dukungan dari internasional (conditional).
Maka, Pemerintah Indonesia mendorong beragam sektor industri mulai mengadaptasi konsep ramah lingkungan di setiap aktivitas dan kebijakannya. Dimulai dari peralihan energi fosil ke energi yang lebih ramah lingkungan, pemerintah merancang rencana transisi energi melalui Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) sejak tahun 2017.
Dalam rencana tersebut pemerintah menargetkan bauran energi nasional mencapai 23% pada 2025 dan diharapkan meningkat menjadi 31% pada 2050.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melaui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) menghadirkan platform Kedaireka sebagai wadah pertama yang memfasilitasi kolaborasi inovatif antara perguruan tinggi dengan dunia industri di Indonesia.
Melalui Kedaireka, Ditjen Diktiristek kembali menghadirkan program RekaTalks edisi kedua Dirjenl Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemdikbudristek, Nizam menyampaikan bahwa diskusi melalui program RekaTalks ini bertujuan untuk saling berbagi pandangan mengenai inovasi serta dampaknya bagi publik secara luas.
"Diharapkan dapat membangun kepercayaan dan menciptakan hubungan berkelanjutan yang didasarkan dari penyelesaian masalah-masalah yang ada di masyarakat,” ujar Nizam, dalam rilis, Kamis (8/12).
Kedaireka juga mengumumkan inovator terpilih program RekaPitch. Masing-masing pemenang RekaPitch akan mendapatkan pembiayaan 100% dari PT PLN dan PT Pelindo. (*)
