Konversi Energi Fosil Butuh Rp3.500 Triliun

Konversi Energi Fosil Butuh Rp3.500 Triliun

 

Listrik Indonesia | Target penurunan emisi karbon di Indonesia akan terganjal biaya? Seperti diketahui bahwa sektor energi menjadi penyumbang karbon terbesar selama ini. Jadi, biaya mengkonversi energi fosil ke energi terbarukan jadi prioritas. Padahal pendaaan untuk melakukan konversi itu sungguh mahal.

Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, investasinya luar biasa besar sekira Rp3.500 triliun. Estimasi biaya tersebut dibutuhkan untuk pendanaan dalam konversi sektor energi dan transportasi.

Sementara kebutuhan di sektor kehutanan lebih kecil dibanding sektir energi; yaitu sekitar Rp309 triliun. Meski demikian, dalam menurunkan emisi karbon, justru kehutanan cukup besar. Lalu untuk biaya terbesar ketiga adalan limbah. Sektor ini membutuhkan investasi sebesar Rp185 triliun.

Lalu di sektor pertanian memerlukan biaya Rp 7,23 triliun, kemudian Rp 93 miliar untuk sektor industrial process and product uses (IPPU). Jadi kalau ditotal, pendanaan yang dibutuhkan mencapai Rp4.000 triliun guna mencapai target penurunan emisi karbon. Menurut Sri, terkait strategi, maka kedua sektor (kehutanan dan energi) sangat penting.

Dana sebesar Rp4.000 triliun, kata Sri, jelas merupakan tantangan pendanaan. Apalagi APBN tidak mampu mneghaikan kebutuhan pendanaan Rp4.000 triliun. Kata Sri, besaran APBN setiap tahun hanya mencapai Rp3.000 triliun. Untuk itu, Sri menekankan menekankan komitmen APBN dalam berupaya mencapai target penurunan emisi karbon tetap penting.

 

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

Berita Lainnya

Index