Kunjungi SPBG PGN Purwakarta, DEN Dorong Pemanfaatan BBG Sebagai Jembatan Transisi Energi

Kunjungi SPBG PGN Purwakarta, DEN Dorong Pemanfaatan BBG Sebagai Jembatan Transisi Energi
Listrik Indonesia | Pemanfaatan Gas Bumi terkendala minimnya pengguna. Pengembanan ekosistem transportasi Bahan Bakar Gas (BBG0 harus didukung sepenuhnya.

Hal itu diungkapkan Direktur Gagas Energi, Muhammad Hardiasnyah usai ditemui Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) dalam rangka kunjungan kerja dan diskusi Pengawasan Implementasi RUEN bertajuk Pemanfaatan Gas Bumi Sektor Industri dan Transportasi Melalui Pengembangan dan Pemanfaatan CNG. 

Kunjungan yang berlokasi di SPBG PGN Purwakarta tersebut dipimpin oleh Anggota DEN Eri Purnomohadi serta  dihadiri oleh Anggota DEN lainnya yaitu Satya Widya Yudha, Agus Puji Prasetyono, Herman Darnel Ibrahim dan Yusra Khan serta Tim Biro Fasilitasi Penanggulangan Krisis dan Pengawasan Energi. 

Muhammad menuturkan bahwa memang pemanfaatan gas bumi ini terkendala dari pengguna yang masih sedikit. 

“Tentunya ini membutuhkan dukungan dalam rangka pengembangan ekosistem transportasi BBG. Ini membutuhkan beberapa langkah strategi diantaranya kepastian alokasi gas USD4,72 untuk transportasi, dukungan kebijakan pemerintah untuk peningkatan pengguna BBG, menjaga disparitas harga BBM dan BBG, insentif bagi pengguna BBG, re-aktivasi SPBG ESDM, dan ATPM untuk kendaraan BBG," kata Muhammad dikutip dalam resmi DEN, Sabtu (13/5/2023).

Melihat kondisi tersebut, Anggota DEN Eri Purnomohadi menuturkan pentingnya pengembangan CNG atau BBG. Menurutnya ini harus terus berjalan jangan sampai populasinya menurun atau bahkan tidak beroperasi seperti bajai, taksi dan juga bus Transjakarta di DKI. 

"PERDA tentang bauran energi daerah ini harus ada contohnya di Jakarta dan harus segera diterbitkan karena ini penting dan juga strategis. Selain itu harga gas dan juga infrastruktur BBG harus kondusif karena sejatinya harga gas ini bisa lebih murah dari BBM pada umumnya," ujarnya. 

Sementara itu Satya Widya Yudha juga berujar bahwa BBG tidak lepas dari salah satu strategi dalam mencapai transisi energi.

"Walaupun BBG juga bagian dari fosil, namun cadangan yang kita miliki relatif besar. Nantinya hingga EBT benar-benar siap maka kita bisa menggunakan BBG ini sebagai jembatan menuju kesana," ungkapnya.

Lebih lanjut ketika ditanya mengenai peralihan kendaraan listrik, Satya mengungkapkan bahwa kendaraan listrik dan juga Kendaraan BBG dapat dijadikan pilihan oleh masyarakat karena emisi yang dihasilkan relatif lebih kecil dibandingkan dengan BBM. 

“Ketika harganya bisa lebih rendah dibandingkan BBM, maka masyarakat bisa memiliki dua alternatif untuk menggunakan kendaraan listrik maupun kendaraan BBG”, imbuhnya. 

Sementara itu Herman Darnel Ibrahim juga berharap BBG ini dapat digunakan untuk industri terutama untuk pembangkit. 

“PLN sempat kesulitan dengan program dediselisasi ke gas, ini yang harus dicari solusinya,” ujarnya. 

Disisi lain, Yusra Khan ketika dimintai pendapat mengatakan bahwa program konversi ke BBG ini harus tetap dilanjutkan dan lebih dikembangkan lagi. Selain itu, Agus Puji Prasetyono juga berharap bahwa hasil dari kunjungan ini bisa dijadikan pembahasan yang lebih serius agar dapat menghasilkan solusi yang bisa diimplementasikan. “Tentunya perlu koordinasi lebih lanjut mengenai hal ini”, pungkasnya
Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

Berita Lainnya

Index