Dalam pembukaannya Agus Pudji menyampaikan bahwa bauran energi pada asumsi dasar pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan seperti yang diasumsikan oleh Kementerian Perkonomian dan Bappenas. Untuk itu perlu kesepakatan bersama diperlukan.
Tujuan acara ini juga dalam rangka pembekalan pengetahuan PLTN dari BRIN. Agus Pudji menambahkan bahwa Gubernur Sulawesi Tenggara (Kendari) mendukung adanya PLTN mengingat Kendari membutuhkan 4 GW untuk proses nikel ((smelter).
Perwakilan dari BRIN menyampaikan bahwa BRIN mengupdate tehnologi tenaga nuklir, bahkan pengunaan nuklir untuk kedokteran sudah digunakan oleh Kementerian Kesehatan. Transisi energi PLTN dari riset memberikan dampak hasil energi listrik yang bisa digabung ke grid. PLTN kuncinya di reaktor. Untuk memberikan keyakinan reaktor di Indonesia aman, akan dilihat pada kunjungan kerja di reaktor nuklir. Berharap DEN dan Anggota Wakil Tetap DEN Kementerian/Lembaga dapat mendukung pemanfaatan energi nuklir.
Hal senada Rohadi BRIN sampaikan isu strategis penguasaan tehnologi pemanfaatan pengayaan sipil uranium dibawah 20 %. Berdasarkan estimasi IAEA, PLTN mengurangi emisi karbon sebesar 70 GW Co2 selama 5 dasawarsa.
As Natio Lasman menyampaikan wilayah Kalimantan Barat dengan pertimbangan dan memiliki kriteria secara geopolitik cukup stabil, adanya smelter bauksit, adanya pelabuhan baru untuk small power bisa menjadi alternatif wilayah pembangunan PLTN.
Musri menyampaikan usul terkait pengusahaan PLTN karena membutuhkan investasi yang besar agar para investor memperhatikan captive market. Acara ditutup dengan melakukan kunjungan kerja ke reaktor nuklir Batan.