Listrik Indonesia | PLN diharapkan jadi lokomotif untuk mendorong pemanfaatan energi biomassa. Hal itu diungkapkan Ketua Umum MEBI (Masyarakat Energi Biomassa Indonesia) Sumanggar Milton Pakpahan kemarin (31/5) pada seminar yang dilaksanakan di Kemayoran, Jakarta.
Biomassa saat ini menjadi komoditas penting dalam transisi energi yang gencar digaungkan pemerintah. “Saya pikir kolaborasi akan menjadi kunci kemajuan dalam transisi,” jelas Milton.
Dalam rangka menekan emisi karbon, energi biomassa memliki posisi yang strategis. Apalagi saat ini PLN telah melakukan teknologi co-firing pada setiap pembangkitnya (PLTU). Dengan begitu, bisa dikatakan bahwa biomassa memiliki peran penting dalam mendukung transisi energi. Kabarnya hingga tahun 2025 nanti, kebutuhan biomassa mencapai 10.2 juta ton per tahun.
“MEBI memperjuangkan kekayaan kita yang real. Misalnya kita adalah negara yang memiliki hutan yang sangat besar dan potensi kebun rakyat. Itu yang akan mengkonversi menjadi bagian dari energi nasional dalam rangka tercapainya net zero emission,” terang Milton.
Ia juga mengatakan bahwa biomassa ini mengarah pada pro growth, pro job, dan pro poor. “Jadi masyarakat pedesaan juga bisa melibatkan diri menjadi bagian supply chain sampai pada penggunanya di energi,” katanya.
Meski memiliki potensi yang besar, Milton mengatakan bahwa biomassa sendiri tidak akan memiliki arti tanpa adanya boiler (sistem transfer energi) . “Biomass, boiler dan buyers harus punya kolaborasi. Kita akan saling mengingatkan karena biomass ini dalam kerangka net zero emission sangat besar potensinya. Dan saat ini angka-angka kita masih kecil dalam pasokan dan proporsi energi nasional,” ujarnya.