Current Date: Selasa, 11 Februari 2025

Menuju Net Zero Emission 2060, ITPLN Soroti Peran Gas dalam Seminar Bisnis Energi

Menuju Net Zero Emission 2060, ITPLN Soroti Peran Gas dalam Seminar Bisnis Energi
 
Listrik Indonesia | Program Studi Bisnis Energi (Kewirausahaan) di Institut Teknologi PLN (ITPLN) telah sukses menyelenggarakan seminar yang menarik perhatian, dengan tema menarik "Pemanfaatan Gas dalam Proses Transisi Energi pada Thermal Power Plant." Seminar ini berlangsung di Auditorium Pembangkit ITPLN pada hari Sabtu (15/07) dan uniknya, acara tersebut juga disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube.

Sebagai lembaga pendidikan, kajian, dan pengembangan teknologi yang mendukung sepenuhnya pencapaian net zero emission, ITPLN khususnya FTBE telah memainkan peran yang penting dalam pengembangan energi baru terbarukan dan transisi energi. Hal ini ditegaskan oleh Drs. Prayudi, MM, MT, yang merupakan dekan FTBE, dalam pengantarannya.

Acara seminar ini menghadirkan tiga narasumber yang kompeten dalam bidangnya. Di antaranya, I Putu Puja Astawa (Direktur Operasional dan Komersial PT Nusantara Regas), Ir. Maryono, ST, MMT, IPU, ASEAN Eng. (Senior Manager UP Muara Karang, PT Nusantara Power), dan Dr. Tri Wahyu Adi, CRGP (Kepala Perwakilan Doosan Enerbility, Co. Ltd sekaligus dosen program studi Bisnis Energi FTBE ITPLN).

Sebagai keynote speaker, Prof. Dr. Ir. Iwa Garniwa MK, MT, Rektor ITPLN, menyampaikan pentingnya seminar ini dalam menyikapi situasi dan kondisi terkini dalam rangka menuju net zero emission di tahun 2060. Beliau menekankan bahwa transisi energi haruslah dilakukan secara bertahap, dan gas merupakan salah satu solusi yang memiliki emisi lebih rendah dibandingkan sumber energi lainnya.

Moderator acara, Ir. Victor Assani, ST, S.Sos, MT, IPM, ASEAN Eng., membuka diskusi dengan mengutip pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani tentang peran penting PLN dalam keberhasilan transformasi energi Indonesia. Sri Mulyani berharap semua stakeholder di bidang energi ikut berkontribusi dalam transisi energi dan pengembangan energi baru terbarukan di Indonesia.

I Putu Puja Astawa menyampaikan company profile PT Nusantara Regas, anak perusahaan PT Pertamina dan PT Pertamina Gas Negara, yang menjadi operator Floating Storage Regasification Unit (FSRU) pertama di Asia dengan Regasification Capacity: 500 MMscfd, 3 Regas Trains. Ia menekankan peran penting gas bumi dalam mengurangi emisi karbon, terutama melalui penggunaan LNG yang memiliki emisi lebih rendah dibandingkan bahan bakar fosil lainnya.

Maryono menjelaskan keberhasilannya dalam mengoperasikan thermal power plant Blok 3, yang berkontribusi dalam mensupply kebutuhan listrik sebesar 6% di sistem kelistrikan DKI Jakarta. Dengan menggunakan Gas Turbine dengan teknologi terbaru, PLTGU Blok 3 berhasil mengurangi emisi karbon hingga 50% dari BAU, berkontribusi dalam upaya pengurangan emisi CO2.

Selanjutnya, Dr. Tri Wahyu Adi (TWA) memberikan wawasan mengenai sumber-sumber energi alternatif di era transisi energi untuk PLTU dan PLTGU. Ammonia Cofiring merupakan salah satu alternatif yang menjanjikan untuk mengurangi emisi dari pembangkit listrik berbahan bakar batu bara. TWA juga menekankan pentingnya memproduksi ammonia secara global dan di Indonesia sebagai potensi sumber daya yang besar untuk energi baru terbarukan.

Dari berbagai paparan para pembicara, semakin jelas bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk mencapai net zero emission di tahun 2060 atau bahkan lebih cepat. Ketersediaan sumber daya dan berbagai alternatif energi, termasuk pemanfaatan gas dalam proses transisi energi, menjadi tantangan dan peluang dalam sektor Bisnis Energi. R. Sapto Yuwono, SE, MM, selaku ketua pelaksana Seminar, menyimpulkan bahwa dengan upaya bersama, Indonesia dapat mencapai tujuan tersebut.
Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

Berita Lainnya

Index