Listrik Indonesia | Rangkaian acara Indosolar Expo 2023 yang diinisiasi oleh Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) yang berlangsung sejak 24-27 Juli 2023, di Hotel Bidakara, Jakarta, resmi berakhir dengan menggelar Tour Site Visit Laboratorium Pusat Riset Konversi dan Konservasi Energi (PRKKE) BRIN Serpong, pada tanggal 27 Juli 2023. Para peserta pameran Indosiar Expo 2023 sangat antusias dalam mengikuti kunjungan ke Laboratorium PRKKE BRIN Serpong.
Andhika Prastawa, Principal Engineering ResearcherPrincipal Engineering Researcher, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), mewakili Kepala Pusat Riset Konversi dan Konservasi Energi BRIN Cuk Supriyadi Ali Nandar, mengatakan, atas nama BRIN mengucapkan terima kasih atas dan selamat datang para peserta Indosolar Expo 2023 ke PRKKE BRIN Serpong. “Para peserta Tour Site Visit Laboratorium Pusat Riset Konversi dan Konservasi Energi (PRKKE) BRIN Serpong dapat mengetahui lebih lanjut mengenai PV Solar dan segala aspek lainnya untuk pengembangan energi baru dan terbarukan yag dikembangkan BRIN, seperti laboratorium charging station kendaraan listrik dan laboratorium modul surya bersertifikat internasionl,” kata Andhika, yang juga menduduki posisi Ketua Dwan Penasehat AESI, di Serpong, tangerang Selatan, Kamis (27/7).
Dalam kesempatan yang sama, peneliti senior Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Ganesha Tri Chandrasa menyampaikan kendaraan listrik berbasis bahan bakar hidrogen atau hydrogen fuel cell electric vehicle (FCEV) dapat diproduksi di dalam negeri pada 2030. Ia menyebut saat ini pemerintah bersama stakeholders tengah mengembangkan kendaraan listrik berbasis baterai atau battery electric vehicle (BEV) yang berbahan baku dari nikel. "Dalam peta jalan transisi energi, penggunaan hidrogen baru ditargetkan di 2030. Kalau sekarang FCEV belum jalan atau diproduksi," ujarnya.
Ganesha mengatakan BRIN telah membuat prototipe FCEV. Saat di Lab Produksi Green Hidrogen, ia menunjukkan model FCEV berbasis mobil golf bermesin berbasis fuel cell dengan spesifikasi 2,5 kilowatt (kW) polymer electrolyte membrane fuel cell (PEMFC) dan motor penggerak 48VDC/3,7 kW. Produk tersebut, katanya, tidak dapat dikomersialkan untuk saat ini.
"Satu kali pengisian baterai FCEV itu bisa mencapai jarak hingga 500 kilometer (km), sedangkan BEV hanya mampu 250 km. Pengecasan hidrogen pun hanya lima menit, kalau baterai bisa berjam-jam," imbuh Ganesha. (*)