Listrik Indonesia | Perubahan iklim global adalah isu yang semakin mendesak dan membutuhkan tindakan bersama dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Salah satu solusi untuk menghadapi perubahan iklim akibat emisi gas rumah kaca adalah dengan menerapkan teknologi Carbon Capture Storage (CCS) atau teknologi Penangkapan dan Penyimpanan Karbon.
Indonesia memiliki formasi geologi yang sangat cocok untuk menyimpan emisi karbon secara permanen melalui teknologi CCS. Selain itu, letak strategis Indonesia di Kawasan Asia Pasifik membuatnya menjadi kandidat ideal untuk menjadi regional CCS Hub. Ini bukan hanya akan menarik investasi tetapi juga akan membuka lapangan pekerjaan serta mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Untuk mencapai tujuan menjadikan Indonesia sebagai regional CCS Hub, Indonesia CCS Center (ICCSC) akan mengadakan International and Indonesia CCS Forum (IICCS Forum) pada tanggal 11-12 September 2023 di Hotel Mulia, Jakarta, Indonesia. ICCS Forum ini juga merupakan bagian penting dari KTT ASEAN dan mendapat dukungan dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi. Fokus utama IICCS Forum adalah pengembangan dan penerapan teknologi CCS secara global. Ini akan berperan kunci dalam mengumpulkan pengetahuan, pengalaman, dan sumber daya dari berbagai negara dan sektor, sehingga bisa menjadi mitra strategis dalam mempercepat implementasi CCS di Indonesia. "Melalui CCS Forum ini, peserta dari pemerintah dan sektor swasta akan bisa saling berinteraksi, bertukar pandangan global tentang teknologi CCS, dan cara menerapkannya di seluruh dunia untuk mengurangi emisi karbon," kata Ir. Merry Marteighianti, M.Eng, Ketua Panitia Pelaksana IICCS Forum 2023.
Sebagai penyedia utama energi di Indonesia, PLN memiliki tanggung jawab besar dalam mengurangi dampak lingkungan dari produksi listrik. PLN telah memulai transformasi menuju energi bersih, dan implementasi CCS menjadi langkah kritis dalam mencapai tujuan ini. PLN telah melakukan kajian neraca massa dan energi terkait penerapan teknologi carbon capture pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) miliknya. Selain itu, PLN juga tengah mengevaluasi Roadmap Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) pada Pembangkit Berbahan Bakar Fosil. PLN bahkan telah menjalankan beberapa studi bersama dengan institusi global terkemuka untuk mengevaluasi penerapan teknologi CCS/CCUS di sejumlah pembangkit listrik, termasuk PLTGU Tambak Lorok, PLTU Indramayu, PLTU Suralaya, PLTU Tanjung Jati B, PLTU Paiton, dan PLTGU Muara Tawar. Darmawan Prasodjo, Presiden Direktur PT PLN (Persero), menjelaskan, "Langkah-langkah ini adalah bukti komitmen PLN dalam mengurangi dampak lingkungan dan menuju keberlanjutan energi."
Sinergi antara sektor swasta dan BUMN di Indonesia, seperti PT Pupuk Indonesia (Persero), Chevron, dan SLB, memberikan harapan dalam menghadapi tantangan global dan menjaga keberlanjutan lingkungan untuk generasi mendatang.
Saat ini, PT Pupuk Indonesia sedang melakukan studi kelayakan untuk proyek blue ammonia di Aceh dengan potensi penggunaan Arun Field sebagai lokasi CCS. Potensi lokasi-lainnya yang cocok untuk penyimpanan emisi antarnegara meliputi Arun Field, Sunda Asri Basin, dan East Kalimantan Basin. Semua ini memiliki kapasitas dan prospek yang besar untuk menjadi CCS Hub di Asia. Nugroho Christijanto, Wakil Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero), mengungkapkan, "Ini adalah langkah besar dalam mewujudkan potensi Indonesia sebagai pusat penyimpanan karbon terkemuka di dunia."
Sejalan dengan semangat sinergi antara sektor swasta dan BUMN, Chevron New Energies (CNE) akan menandatangani dua Confidentiality Agreements di acara pembukaan CCS Forum. Ini adalah langkah lanjutan dari CCS/CCUS Joint Study Agreement dengan PT Pertamina (Persero) yang telah ditandatangani pada tanggal 6 Maret 2023. JSA ini bertujuan untuk mengevaluasi kelayakan penyimpanan karbon dan penggunaan karbon capture dan carbon capture utilization and storage (CCS/CCUS) di Kalimantan Timur, Indonesia. Wahyu Budiarto, Chevron Indonesia Country Manager, mengatakan, "Kami memiliki sejarah panjang bermitra dengan Indonesia dalam memenuhi kebutuhan energi. Bersama dengan Pertamina, kami berkomitmen untuk memajukan target energi Indonesia sambil mengurangi emisi karbon."
Scott Cremin, Managing Director Indonesia of SLB, mengakui pentingnya mendukung proyek pengembangan CCS di Indonesia untuk menghindari biaya retrofit yang mahal di masa depan. Potensi tempat penyimpanan CO2 telah teridentifikasi di beberapa wilayah, termasuk Sumatera Selatan. Data dari LEMIGAS menunjukkan bahwa wilayah ini memiliki cadangan minyak dan gas, cadangan air bersalinitas tinggi, dan lapisan endapan batubara yang ideal untuk penyimpanan CO2.
Pengembangan proyek CCS yang berhasil akan menjadi tonggak penting dalam perjalanan Indonesia menuju keberlanjutan energi dan pengurangan emisi. Dengan komitmen dan inovasi dalam energi yang berkelanjutan, PLN dan sektor swasta akan membuka jalan menuju masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan bagi Indonesia.