Listrik Indoensia | Indonesia dan Persatuan Emirat Arab (PEA) baru-baru ini menciptakan sensasi di dunia energi dengan menyelenggarakan Joint Working Group (JWG) on Energy Ke-1. Pertemuan ini berlangsung seiring dengan konferensi energi terkemuka, Abu Dhabi International Progressive Energy Conference (ADIPEC). Acara ini dipimpin oleh Staf Khusus Menteri ESDM, Triharyo Soesilo, dan Undersecretary for Energy and Infrastructure Kementerian Energi dan Infrastruktur PEA, Sharif Salim AlOlama.
Triharyo mengawali pertemuan dengan mengatakan bahwa JWG adalah bukti nyata dari peningkatan kerja sama dalam sektor energi antara kedua negara. Ia berkata, "Hari ini menandai awal perjalanan yang menjanjikan menuju peningkatan kolaborasi di sektor energi, dan saya yakin bahwa melalui dialog yang konstruktif dan pemahaman bersama, kita dapat mencapai kemajuan yang luar biasa." Pertemuan ini berlangsung di Kantor Kedutaan Besar Indonesia di Abu Dhabi PEA kemarin.
Triharyo menekankan bahwa Indonesia dan PEA telah lama menjadi rekan strategis dalam industri minyak dan gas. Namun, dengan tantangan lingkungan global dan ketahanan energi, perluasan kerja sama yang mendukung transisi energi bersih untuk kedua negara menjadi sangat penting. Ia menambahkan, "Komitmen bersama kita terhadap praktik energi yang berkelanjutan dan bertanggung jawab tidak hanya akan bermanfaat bagi negara kita, namun juga akan berkontribusi pada keamanan energi global dan kesejahteraan lingkungan."
Sharif Salim AlOlama juga mengungkapkan bahwa Indonesia dan PEA memiliki hubungan erat dan aspirasi yang sama dalam hal transisi energi, perlindungan lingkungan, dan penanganan perubahan iklim global. PEA sangat tertarik untuk mengidentifikasi proyek-proyek strategis yang dapat dikembangkan antara kedua negara.
Duta Besar Indonesia untuk PEA, Husin Bagis, berpendapat bahwa JWG on Energy dapat memperkuat hubungan bilateral antara kedua negara. Indonesia berharap agar PEA dapat berpartisipasi dalam mencapai target 10 Gigawatt Indonesia untuk bauran energi berkelanjutan. Husin menyatakan, "Indonesia bertujuan untuk menghasilkan 10 GW dari energi terbarukan, sebuah komitmen yang mencerminkan dedikasi Indonesia terhadap masa depan yang berkelanjutan. Dengan kerja sama ini, kita dapat memanfaatkan energi terbarukan, mengurangi jejak karbon, dan menciptakan lingkungan yang lebih hijau untuk generasi mendatang."
Salah satu hasil kerja sama energi antara Indonesia dan PEA adalah kemitraan antara PT PLN Nusantara Power dengan Masdar, yang telah menghasilkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung di PLTA Cirata sebesar 145 MW, yang merupakan yang terbesar di Asia Tenggara. Proyek ini dijadwalkan mencapai Commercial Operation Date (COD) pada akhir bulan Oktober 2023. Kerja sama ini juga mencapai penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) untuk meningkatkan kapasitasnya pada 21 September 2023.
JWG on Energy dihadiri oleh delegasi dari Kementerian ESDM RI dan Kementerian Energi dan Infrastruktur PEA, serta delegasi dari BUMN kedua negara. Dalam diskusi, telah diidentifikasi beberapa peluang kerja sama di sektor minyak dan gas, energi terbarukan, efisiensi energi, ketenagalistrikan, dan sektor mineral yang akan menjadi langkah-langkah tindak lanjut.
Pertemuan ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama bilateral di sektor energi, termasuk meningkatkan kerja sama perdagangan dan investasi serta kolaborasi di sektor pengembangan kapasitas.
JWG on Energy merupakan implementasi dari Joint Declaration of Intent antara Kementerian Energi dan Infrastruktur PEA dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia di bidang Energi yang ditandatangani oleh kedua negara pada November 2022. Dengan kerja sama yang semakin erat ini, Indonesia dan PEA siap untuk mengambil langkah besar dalam mengatasi tantangan energi global dan mewujudkan visi transisi energi bersih.
