Listrik Indonesia | Chief Operating Officer PT ThorCon Power Indonesia, Bob S. Effendi mengatakan bahwa energi nuklir merupakan satu-satunya energi yang memenuhi empat kriteria transisi energi, yaitu selalu ada kapan saja, dimana saja, murah dan bersih. Hal tersebut ia ungkapkan saat menghadiri acara Energy Transition Conference & Exhibition 2023 di Kantor Sekretariat Dewan Energi Nasional, Jakarta, Selasa (04/10/2023).
Kriteria yang pertama adalah selalu ada atau selalu tersedia selama 24 jam. Hal ini dikenal dalam dunia energi sebagai dispatchability atau kemampuan untuk mengirimkan energi secara efisien saat dibutuhkan. Karena listrik tidak dapat disimpan secara efisien dan murah, sehingga prinsip selalu ada setiap saat ini menjadi penting.
“Satu, energi itu prinsipnya bukan hanya transisi energi, energi itu harus tersedia setiap saat dibutuhkan. Itu kan kalo di dalam PLN disebut dispatchability. Bahwasannya dia bisa didispech, kenapa setiap saat? karena listrik itu tidak bisa disimpan, menyimpan listrik costnya luar biasa mahal.” kata Effendi.
Kriteria yang kedua adalah di mana saja, di mana saja memiliki makna lokasi pembangunan pembangkit listrik harus dibangun dekat dengan tempat konsumsi energi atau beban, sehingga biaya transmisi dapat diminimalkan. Ini juga mengurangi biaya pengiriman energi jika transisi energi memiliki jarak yang jauh.
“Yang kedua, dimana saja itu artinya pembangkit listrik harus dibangun mendekati beban, kalau tidak, maka ada biaya transmisi. jadi (harus) mendekati beban,” jelasnya.
Kriteria yang ketiga adalah murah, energi merupakan pendorong utama ekonomi dan biaya energi memiliki dampak langsung pada pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat. Harga energi yang murah menjadi sangat penting untuk mencegah inflasi dan menjaga daya beli masyarakat.
“Ketiga adalah murah, karena energi itu driver economy, semua barang yang kita pakai ada komponen energi, kalau energinya tidak terjangkau maka inflasi, daya beli merosot, kalau kita bicara tiga hal ini saja semua energi fosil, baik batu bara, gas atau solar, mungkin diesel tidak, tapi gas dan batu bara itu bisa mencapai,” jelasnya.
Kriteria yang keempat adalah bersih, energi nuklir memiliki jejak karbon yang sangat rendah, sehingga dapat menjadi opsi yang tepat dalam upaya mengurangi emisi.
Energi nuklir memenuhi keempat kriteria ini, sehingga energi nuklir merupakan sumber energi yang dapat diandalkan untuk menjawab tantangan Net Zero Emission 2026.
Penelitian dan simulasi telah dilakukan dalam menjawab tantangan energi bersih. Namun, perlu dicatat bahwa dalam simulasi-simulasi yang dilakukan, tidak ada satupun yang mencapai target net zero emisi tanpa mengandalkan energi nuklir. Artinya, tanpa kontribusi energi nuklir, pencapaian target net zero emisi mungkin akan menjadi tugas yang jauh lebih sulit.
“Tetapi saya tahu juga bahwa di dalam simulasi-simulasi yang dilakukan, tidak ada satu pun juga simulasi untuk mencapai net zero emisi yang tidak nuklir itu masuk. Dengan kata lain tidak mungkin, net zero emisi pakai cara apapun tanpa nuklir, itu yang mau saya garis bawahi,” pungkasnya.
