Listrik Indonesia | Energi biomassa telah menjadi pusat perhatian dalam upaya percepatan transisi energi di Indonesia. Kebutuhan akan sumber daya biomassa semakin meningkat, dan pertanyaannya adalah bagaimana Kebijakan Energi Nasional membantu mengakselerasi penggunaannya?
Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Herman Darnel Ibrahim, menjelaskan bahwa DEN dalam periode tahun ini telah mengubah Pembaruan Kebijakan Energi Nasional (KEN) dengan fokus pada tiga sasaran kebijakan kunci. Pertama, mereka berusaha untuk menciptakan ketahanan energi yang kuat dan bergerak menuju dekarbonisasi demi mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060. Ini dilakukan dengan tetap memperhatikan keamanan pasokan dan keterjangkauan harga energi.
Kedua, mereka mengejar pemenuhan kebutuhan energi yang lebih rasional untuk mencapai target Human Development Index (HDI) dan menjadi ekonomi tinggi seperti negara maju. Ini adalah langkah penting dalam mewujudkan visi masa depan yang berkelanjutan.
Ketiga, DEN berkomitmen untuk mencapai sistem energi yang rendah karbon sebagai bagian dari upaya mencapai NZE pada tahun 2060. Hal ini melibatkan berbagai strategi, termasuk meningkatkan konservasi energi, efisiensi energi, serta penggunaan maksimal sumber daya energi terbarukan.
Namun, dalam konteks ini, Herman Darnel menekankan bahwa meskipun pemerintah menargetkan 23 persen energi terbarukan, langkah menuju energi terbarukan tidak dapat terjadi secara instan. Energi fosil masih dibutuhkan beberapa tahun ke depan untuk menjaga ketahanan energi negara, dan situasi serupa dialami oleh banyak negara di seluruh dunia.
Selain itu, DEN telah merumuskan Grand Strategi yang mencakup berbagai aspek, seperti menjaga keamanan pasokan dan keterjangkauan harga selama transisi, meningkatkan konservasi energi, memaksimalkan pemanfaatan energi terbarukan, serta mengurangi penggunaan bahan bakar fosil seperti batubara dan bensin.
“Optimasi penggunaan gas sebagai solusi transisi dan bahkan potensi penggunaan energi nuklir juga dipertimbangkan untuk mencapai tujuan dekarbonisasi. Agenda ini adalah langkah progresif menuju pencapaian Puncak Emisi antara tahun 2040 hingga 2045 dan akhirnya mencapai Net Zero Emisi pada tahun 2060,” tutur Putra Asli Sumatra Barat ini. Jumat, (6/10).
Selama proses ini, DEN juga berkomitmen untuk mengembangkan proyeksi terperinci tentang Energi Akhir dan Konsumsi Listrik, Suplai Energi Primer, Emisi CO2, dan Intensitas Emisi. Semua ini adalah langkah penting menuju masa depan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan bagi Indonesia.
KEN Mendukung Biomassa
Pemanfaatan biomassa saat ini sangat penting untuk mengoptimalkan bauran energi nasional, terutama dalam mendukung Program Co-firing PLTU. Dalam konteks ini, peran biomassa dibahas secara rinci dalam draft kebijakan energi nasional.
Adapun bunyi RPP KEN terkait biomassa sebagai berikut:
Penyediaan energi pada suatu daerah dilakukan dengan mengutamakan dan memaksimalkan pengembangan Sumber Energi Terbarukan. (Ini termasuk Biomassa). Pemerintah melakukan inventarisasi sumber daya [Survei dan Pra FS] Sumber Daya Energi Terbarukan yang meliputi jenis, lokasi, kapasitas atau cadangan, dan keekonomiannya. (Ini termasuk Biomassa).
Dalam melaksanakan pengembangan Sumber Daya Energi Terbarukan, Pemerintah dan Pemerintah Daerah mengalokasikan lahan dan menyediakan fasilitas yang diperlukan. (Hal ini berlaku untuk Biomasa).
Pemerintah mewujudkan Pasar Tenaga Listrik paling sedikit melalui: Penetapan harga Energi Primer tertentu seperti batubara, gas, air, panas bumi, dan biomassa untuk pembangkitan listrik. Tercapainya bauran energi primer nasional yang optimal, salah satunya dengan: memaksimalkan peran energi biomasa sepanjang keekonomiannya terpenuhi.
Pemanfaatan sumber daya energi nasional dilaksanakan salah satunya melalui: pemanfaatan biomasa dan sampah untuk menggantikan sebagian batubara pada ketenagalistrikan. Diversifikasi energi dilaksanakan salah satunya melalui: pengalihan bahan bakar minyak dan gas dengan penggunaan biomassa termasuk biogas, listrik dan hidrogen untuk industri, usaha kecil dan menengah, dan rumah tangga.
