Current Date: Minggu, 08 Desember 2024

Mengenal Biodiesel, Bahan Bakar Energi Bersih Yang Dapat Menggantikan BBM

Mengenal Biodiesel, Bahan Bakar Energi Bersih Yang Dapat Menggantikan BBM
biodiesel, jenis bahan bakar yang dianggap sebagai pengganti potensial untuk bahan bakar minyak (BBM) konvensional.

Listrik Indonesia | Indonesia dikenal sebagai produsen minyak bumi dan bahan bakar fosil lainnya, tetapi cadangan minyak bumi yang semakin berkurang telah mengakibatkan penurunan produksi bahan bakar ini.

Untuk mengatasi situasi ini, Indonesia telah mengembangkan dan mengadopsi berbagai sumber energi alternatif yang lebih ramah lingkungan. Salah satunya adalah biodiesel, yang dianggap sebagai pengganti potensial untuk bahan bakar minyak (BBM) konvensional.

Apa yang Dimaksud dengan Biodiesel?

Biodiesel adalah jenis bahan bakar yang terbuat dari campuran ester mono alkil rantai panjang, yang merupakan turunan dari asam lemak. Sesuai dengan namanya, biodiesel digunakan sebagai alternatif bahan bakar untuk mesin diesel.

Menurut buku "Merancang Energi Masa Depan" oleh Eka Kurniasih, S.T., M.T., biodiesel diproduksi dari minyak nabati yang memiliki karakteristik mirip dengan minyak diesel. Bahan bakar ini bebas dari kandungan belerang, memiliki emisi asap yang rendah, dan indeks cetana yang tinggi.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh BPPT, biodiesel dapat digunakan sebagai bahan bakar langsung untuk mesin diesel tanpa perlu melakukan modifikasi, atau digunakan sebagai campuran dengan bahan bakar diesel dengan konsentrasi mulai dari 5%.

Berbagai Jenis Biodiesel

Ada beberapa jenis biodiesel dengan komposisi persentase yang berbeda. Salah satu penyedia bahan bakar swasta menyebutkan beberapa jenisnya:

1. Biodiesel B20

Biodiesel B20 adalah produk yang terbuat dari campuran 20% biodiesel dan 80% bahan bakar solar. Program ini diberlakukan oleh pemerintah sejak Januari 2016 sesuai dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 12 tahun 2015, yang merupakan perubahan ketiga dari Peraturan Menteri ESDM Nomor 32 tahun 2008.

2. Biodiesel B30 dan B35

Biodiesel B30 adalah produk yang terbuat dari campuran 30% biodiesel dengan 70% bahan bakar minyak jenis solar. Program ini aktif mulai Januari 2020, sesuai dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 12 tahun 2015, yang merupakan perubahan ketiga dari Peraturan Menteri ESDM Nomor 32 tahun 2008.

Pada bulan Desember 2022 hingga tahun 2023, pemerintah mulai mendorong transisi dari B30 menjadi B35 untuk digunakan oleh masyarakat. B35 terdiri dari 35% biodiesel dan 65% solar.

3. Biodiesel B100

Biodiesel B100 adalah jenis bahan bakar nabati yang digunakan dalam mesin diesel dan terdiri dari ester metil asam lemak yang dihasilkan dari minyak nabati atau lemak hewani setelah melalui proses esterifikasi atau transesterifikasi.

Keunggulan Biodiesel

Dibandingkan dengan bahan bakar diesel konvensional, biodiesel memiliki berbagai keunggulan. Berikut beberapa di antaranya:

1. Sumber energi terbarukan yang diperoleh secara alami dari alam, yang dapat diperbaharui, sehingga pasokan bahan baku stabil.

2. Meningkatkan kemandirian pasokan minyak karena dapat diproduksi secara lokal.

3. Ramah lingkungan, dengan emisi gas yang memiliki kualitas baik, seperti bebas belerang, rendah asap, dan indeks cetana yang tinggi (>60). Hal ini menghasilkan efisiensi pembakaran yang baik dan membantu mengurangi dampak buruk seperti hujan asam.

4. Kandungan asap yang rendah sehingga menghasilkan emisi karbon dioksida yang minimal, berkontribusi pada perlindungan lapisan ozon dan pengurangan efek rumah kaca.

5. Pembakaran bersih tanpa menghasilkan zat beracun dan dapat terdegradasi secara alami.

6. Mempunyai sifat pelumas yang bermanfaat bagi mesin piston karena merupakan minyak yang tidak mengering.

Kekurangan Biodiesel

Selain keuntungan-keuntungannya, biodiesel juga memiliki beberapa kekurangan. Salah satunya adalah berkaitan dengan kualitas dan dampak jangka panjang pada mesin diesel. Berikut beberapa kekurangan lainnya:

1. Penyimpanan Harus Hati-Hati

Penyimpanan biodiesel harus dilakukan dengan hati-hati karena biodiesel harus disimpan pada suhu yang tepat. Penyimpanan yang tidak tepat dapat menyebabkan pertumbuhan jamur jika disimpan terlalu lama dalam suhu yang hangat atau membuatnya mengental jika disimpan dalam suhu yang terlalu dingin.

2. Resiko Lebih Tinggi

Potensi masalah pelumasan yang lebih tinggi pada mesin yang sebelumnya menggunakan bahan bakar diesel biasa. Pelumasan yang lebih tinggi dapat mencegah keausan dini pada sistem bahan bakar, tetapi juga dapat menyebabkan endapan dan penyumbatan filter bahan bakar.

Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA) merekomendasikan penggantian filter bahan bakar setelah penggunaan biodiesel pertama kali. Selain itu, biodiesel dapat memiliki performa yang lebih buruk daripada minyak diesel dalam kondisi dingin.

Demikianlah penjelasan mengenai biodiesel, termasuk definisi, jenis, kelebihan, dan kekurangannya. Semoga informasi ini bermanfaat.

 

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#Energy

Index

Berita Lainnya

Index