Current Date: Minggu, 08 Desember 2024

Kementerian ESDM Mendorong Industri Menghasilkan Produk Rendah Karbon

Kementerian ESDM Mendorong Industri Menghasilkan Produk Rendah Karbon
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyoroti pentingnya meningkatkan nilai tambah dalam industri mineral untuk mendukung langkah transisi energi di Indonesia.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, menyoroti pentingnya meningkatkan nilai tambah dalam industri mineral untuk mendukung langkah transisi energi di Indonesia. Indonesia memiliki potensi yang besar dalam sumber daya mineral dan batu bara yang memiliki peran strategis dalam pertumbuhan ekonomi dan industri nasional. Hal tersebut ia ungkapkan dalam keterangan, Rabu (11/10/2023)

“Mineral antara lain digunakan sebagai bahan baku pembangkit surya, angin, dan nuklir, kabel transmisi dan distribusi, baterai untuk kendaraan listrik, dan pembangkit listrik EBT,” katanya.

Pemerintah saat ini memprioritaskan sejumlah kebijakan minerba, termasuk meningkatkan eksplorasi sumber daya mineral, seperti logam langka dan mineral penting.

Selain itu, fokus juga diberikan pada reklamasi pasca-tambang, kepastian usaha, investasi, peningkatan komponen dalam negeri, dan peningkatan nilai tambah dengan memperhatikan faktor lingkungan.

Sebelumnya, ia juga mengemukakan upaya strategis dalam hilirisasi, termasuk percepatan integrasi rantai pasokan antara tambang dan pabrik peleburan. Hal tersebut ia kemukakan saat mewakili Presiden Joko Widodo membuka Indonesia Mining Summit di Badung, Bali, Selasa (10/10).

"Kemudian, pengintegrasian industri pengguna bahan olahan mineral dan pengembangan industri lanjutan dan aplikatif dari hasil pengolahan atau pemurnian mineral. Beberapa komoditas utama yang menjadi prioritas untuk dikembangkan adalah nikel, aluminium, tembaga, timah, besi, serta emas dan perak," ujarnya.

Pentingnya produksi beremisi rendah atau bahkan nol dalam industri pertambangan sebagai bagian dari upaya mengurangi emisi karbon, terutama dalam konteks ketergantungan pada batu bara.

Arifin juga menyoroti pentingnya prinsip-prinsip environmental, social, and governance (ESG).

Prinsip environmental diimplementasikan melalui manajemen dan pemantauan lingkungan, serta transformasi lahan bekas tambang menjadi sumber energi terbarukan seperti PLTS dan bioenergi.

"Selanjutnya, prinsip sosial dilaksanakan melalui program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat, memprioritaskan perusahaan jasa pertambangan lokal, kontraktor lokal dan tenaga kerja lokal. Prinsip governance dilakukan melalui pengaturan pemegang IUP, kepemilikan saham, dan struktur organisasi," katanya.

Selain itu, pemerintah terus berupaya memperbaiki bisnis pertambangan mineral dan batu bara melalui peningkatan tata kelola nasional, fokus pada kepentingan nasional, kepastian hukum, dan kemudahan berinvestasi, serta penegakan hukum.

“Dengan besarnya potensi mineral dan batu bara, dan tersedianya peluang pasar yang terbuka luas, serta kepastian kebijakan dan regulasi, pemerintah mendorong para pelaku usaha untuk dapat berinvestasi pada hilirisasi mineral dan batu bara,” pungkasnya

Dalam pengembangan terkait, Ketua Umum Asosiasi Pertambangan Indonesia (IMA), Rachmat Makkasau, melaporkan bahwa sudah ada 27 smelter baru yang beroperasi saat ini, dengan rencana lebih banyak smelter tambang yang operasi pada tahun 2024-2025.

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#Kementerian ESDM

Index

Berita Lainnya

Index