Listrik Indonesia | Wakil Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Eddy Soeparno, mengingatkan agar program pemerintah seperti distribusi peralatan masak berbasis listrik (AML) rice cooker sejalan dengan program transisi energi, sehingga perlu dipastikan bahwa pasokan listrik yang digunakan berasal dari sumber energi terbarukan, seperti sistem pembangkit listrik tenaga air (PLTA), atau memaksimalkan pemanfaatan potensi energi surya dan angin. dalam keterangan tertulis yang dikutip Senin (23/10/2023).
"Agar pembagian rice cooker ini sejalan dengan program transisi energi, penggunaan pasokan listrik harus memanfaatkan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) seperti sistem pembangkit listrik tenaga air (PLTA), atau memanfaatkan potensi energi surya dan angin," katanya.
Ia menekankan bahwa program-program pemerintah harus selaras dengan upaya transisi menuju ekonomi berkelanjutan, dengan tujuan mencapai target ekonomi hijau.
"Indonesia memiliki target-target green economy. Sebaiknya program-program yang dikeluarkan Pemerintah juga harus mendukung upaya tersebut,” ujarnya.
Di sisi lain, Anggota Komisi VII DPR RI, Abdul Kadir Karding, mengajukan permintaan kepada pemerintah agar meningkatkan program peralihan dari kendaraan berbahan bakar minyak (BBM) yang beremisi tinggi ke kendaraan listrik.
Menurutnya, dampak positif penggunaan kendaraan listrik terhadap kualitas udara telah terbukti signifikan. Ini dikarenakan emisi dari kendaraan konvensional, seperti karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), dan partikel berbahaya, dapat menyebabkan polusi udara yang serius.
Meskipun demikian, Karding juga menyatakan bahwa mendorong transisi energi ke Energi Baru dan Terbarukan tidak cukup hanya dengan memberikan subsidi untuk kendaraan listrik, karena hal itu mungkin tidak mencapai hasil maksimal.
Karding mengatakan bahwa perlu upaya tambahan dalam bentuk subsidi untuk kendaraan listrik agar pengembangan energi terbarukan (EBT) dapat berkelanjutan dan bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat.
“Jika kendaraan listrik menjadi populer dan diadopsi secara luas, dampak positif terhadap kualitas udara akan semakin terasa,” katanya.
Di sisi lain, seorang ahli energi terbarukan, Rangga Winantyo, memberikan apresiasi terhadap langkah-langkah yang diambil oleh DPR. Menurutnya, target pemerintah untuk meningkatkan penggunaan EBT sebesar 23% dapat tercapai dengan dukungan dari DPR RI.