Current Date: Minggu, 08 Desember 2024

Bayi di Gaza Bertarung dengan Krisis Listrik Agar Tetap Hidup

Bayi di Gaza Bertarung dengan Krisis Listrik Agar Tetap Hidup
(Dok: Mohammed Al-Masri, Reuters)

Listrik Indonesia | Dalam bayangan sebagian besar orang, konflik antara Israel dan Gaza seringkali dikaitkan dengan korban jiwa, bangunan hancur, dan ketegangan politik. Namun, di balik berita-berita utama itu, ada cerita yang kurang sering terungkap, yang berkisah tentang perjuangan sehari-hari warga Gaza untuk mendapatkan akses listrik yang begitu vital. 

Cerita dimulai dengan latar belakang konflik yang tak berkesudahan antara Gaza dan Israel. Blokade total yang dilakukan oleh Israel telah membuat persediaan bahan bakar di Gaza hampir habis. Akibat dari menipisnya stok bahan bakar ini, rumah sakit di seluruh wilayah Palestina berada di ujung tanduk. 

Di salah satu sudut Gaza, di Rumah Sakit Medis Nasser di Khan Younis, cerita tentang seorang bayi prematur bernama Talia menjadi sorotan. Talia lahir pada 6 Oktober 2023, hanya satu hari sebelum pecahnya perang yang terjadi di Jalur Gaza, menyusul serangan Hamas di Israel Selatan. Kehadirannya dalam dunia ini telah diwarnai oleh ketidakpastian. Paru-parunya belum cukup kuat untuk bekerja dengan sendirinya, dan Talia membutuhkan inkubator listrik untuk bertahan hidup. Namun, generator rumah sakit ini tidak selalu dapat beroperasi.

Ketika generator berhenti menyala, bayi prematur seperti Talia bisa meninggal dalam hitungan menit. Ibu Talia, Samar Awad, memiliki rasa takut yang mendalam. Tidak hanya ketakutan akan bom-bom yang jatuh di sekitarnya, melainkan juga ketakutan bahwa mesin yang menjaga bayinya tetap hidup bisa mati kapan saja. Awad belum bisa membawa bayinya pulang, dan ia tidur bersamanya di kamar bayi di rumah sakit. 

Awad berkata, "Saya khawatir rumah sakit akan kehabisan bahan bakar. Saya ingin perang berakhir, dan putri saya bisa berkumpul di rumah bersama kakak laki-laki dan ayahnya yang sudah sangat merindukannya."

Sementara itu, di tempat yang sama, di Rumah Sakit Medis Nasser, para dokter dan tenaga medis terus mengimbau agar bahan bakar diperoleh untuk mengoperasikan generator rumah sakit. Mereka menganggapnya sebagai langkah krusial untuk menjaga keselamatan anak-anak, orang-orang yang sakit, dan terluka di Gaza.

Namun, krisis listrik ini juga mempengaruhi ibu hamil di Gaza. Terdapat ribuan ibu hamil yang terjebak dalam konflik, dan sekitar 160 persalinan berlangsung setiap hari. Namun, dengan keterbatasan fasilitas kesehatan dan akses listrik yang terbatas, komplikasi pada ibu dan bayinya menjadi ancaman serius.

Badan Kesehatan Seksual dan Reproduksi PBB (UNFPA) telah menyerukan gencatan senjata kemanusiaan dengan segera. Mereka menekankan perlunya izin masuk bagi bantuan dan perbekalan kemanusiaan untuk meringankan penderitaan warga Gaza.

Namun, kendala utama dalam mengatasi krisis ini adalah akses bahan bakar. Israel telah mengizinkan beberapa truk bantuan masuk melalui jalur darat Rafah dengan Mesir, namun pasokan bahan bakar tetap dihalangi. Israel mengklasifikasikan solar sebagai barang 'penggunaan ganda,' yang berarti dapat digunakan untuk keperluan militer dan sipil. Dengan demikian, Israel tetap memegang kendali ketat atas bahan bakar yang masuk ke Gaza.

Situasi ini berdampak serius pada fasilitas kesehatan di Gaza. Setidaknya 12 dari 35 rumah sakit di Gaza dan 46 dari 72 klinik kesehatan primer telah ditutup sejak dimulainya perang. Kondisi di Rumah Sakit al-Shifa, kompleks medis terbesar di Palestina, juga sangat memprihatinkan. Fasilitas air di Gaza saat ini hanya mampu memompa lima persen dari produksi harian dibandingkan masa sebelum perang, mengancam nyawa bayi akibat dehidrasi.

Cerita dari Gaza adalah cerita perjuangan. Perjuangan warga Gaza untuk mendapatkan akses listrik yang sangat diperlukan untuk kesehatan mereka dan keselamatan anak-anak mereka. Di balik angka-angka dan statistik konflik ini, ada kisah nyata tentang ketahanan dan harapan. Gaza membutuhkan bantuan dan perhatian dunia untuk mengatasi krisis ini, dan memberikan warga Gaza harapan akan masa depan yang lebih baik.

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#Listrik

Index

Berita Lainnya

Index