Listrik Indonesia | Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) bersama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif akan segera meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. PLTS ini menjadi contoh proyek energi terbarukan penting di Indonesia, mencerminkan pergeseran menuju sumber energi bersih dan berkelanjutan dalam upaya mengatasi perubahan iklim dan masalah lingkungan.
Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) dimiliki oleh PLN Nusantara Power. Proyek ini menjadi tonggak percepatan transisi energi untuk mendukung PT PLN (Persero) mencapai Net Zero Emission (NZE) dan Green RUPTL. PLTS tersebut akan memberikan kontribusi sebesar 245 GWh/Tahun Energi Hijau dan mengurangi emisi CO2 sebanyak 214.000 Ton/Tahun.
"Presiden Jokowi akan meresmikan PLTS Terapung terbesar di Asia Tenggara besok pagi, Kamis (9/11). Proyek ini adalah langkah penting dalam upaya Indonesia untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan penggunaan energi terbarukan. Masdar, dengan pengalaman dan sumber daya keuangan yang besar, mendukung pengembangan proyek PLTS Cirata ini, diharapkan berkontribusi pada ketahanan energi dan keberlanjutan lingkungan di Indonesia," kata Pelaksana Harian (Plh) Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Endang Sutisna, di Jakarta, Rabu (8/11).
Peresmian ini diharapkan menjadi momentum bagi Pemerintah dan PLN dalam mendukung penggunaan energi bersih di Indonesia. PLTS Terapung Cirata dengan kapasitas yang besar akan menambah andil energi terbarukan dalam bauran energi nasional, menunjukkan komitmen terhadap lingkungan. "Tarif PLTS Terapung Cirata yang sangat kompetitif akan membantu menurunkan biaya produksi listrik dan memperkuat PLN, mengurangi ketergantungan terhadap subsidi atau kompensasi," tambahnya.
PLTS Terapung Cirata juga memberikan akses masyarakat kepada pasokan listrik yang lebih ramah lingkungan, bahkan melibatkan mereka dalam pengembangan energi hijau melalui Renewable Energy Certificate (REC) dan perdagangan karbon.
- Baca Juga Catat Ini Sebaran EBT di Tiap Pulau
Proyek PLTS Terapung Cirata adalah yang terbesar di Asia Tenggara, dengan kapasitas 145 MW AC atau setara 192 MWp, yang berlokasi di waduk seluas 200 hektar. Proyek ini memiliki tarif yang kompetitif, yaitu USD 5,8 cent per kWh. Selama pembangunannya, lebih dari 1.400 pekerja dari komunitas lokal sekitar proyek dan UMKM ikut terlibat.
Pembangunan proyek ini menjadi contoh kolaborasi yang sukses, baik antar pemerintah, bisnis, maupun lembaga keuangan, untuk menciptakan dunia yang lebih hijau dengan pembagian risiko yang adil. Proyek ini juga didukung oleh pihak pemberi pinjaman terkemuka. Kerja sama ini melibatkan Masdar, perusahaan energi terbarukan global, dan didukung oleh 3 Lender terkemuka (Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Societe Generale, dan Standard Chartered Bank). Proyek ini juga mendukung peningkatan Investasi Langsung Asing (FDI) di Indonesia senilai USD143 juta.
Proyek ini mencapai pencapaian teknologi tinggi dengan menggunakan inovasi untuk mengatasi tantangan, seperti kedalaman waduk yang bervariasi, kemiringan dan variasi level elevasi air waduk, serta dasar waduk yang berlumpur.**
