Komisi XI DPR RI Peringatkan Dampak Serius Penurunan Harga Komoditas Batu Bara

Komisi XI DPR RI Peringatkan Dampak Serius Penurunan Harga Komoditas Batu Bara
Anggota Komisi XI DPR RI, Anis Byarwati memperingatkan penurunan harga beberapa komoditas unggulan nasional, termasuk batu bara, nikel, dan kelapa sawit yang saat ini tengah mengalami penurunan secara perlahan.

Listrik Indonesia | Anggota Komisi XI DPR RI, Anis Byarwati memperingatkan penurunan harga beberapa komoditas unggulan nasional, termasuk batu bara, nikel, dan kelapa sawit yang saat ini tengah mengalami penurunan secara perlahan. Anis menekankan bahwa pelemahan harga komoditas ini memiliki dampak besar pada berbagai aspek ekonomi Indonesia, termasuk pertumbuhan ekonomi, pendapatan negara, ekspor, dan daya beli masyarakat. Hal tersebut ia ungkapkan, Senin (07/11/2023).

"Pelemahan ini bisa berdampak besar mulai dari pertumbuhan ekonomi, pendapatan negara, ekspor, hingga kemampuan daya beli masyarakat," ungkapnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) baru-baru ini melaporkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tumbuh sebesar 4,94 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal III-2023. Angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yang mencapai 5,73 persen, dan dibandingkan dengan kuartal sebelumnya sebesar 5,17 persen (yoy). 

Anis menggambarkan bahwa tren pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen selama tujuh kuartal terakhir telah berakhir, menandakan bahwa Indonesia masuk ke dalam periode perlambatan ekonomi yang cukup signifikan.

"Realisasi pertumbuhan ekonomi ini mengakhiri tren pertumbuhan di atas 5 persen selama 7 kuartal terakhir. Artinya Indonesia mulai memasuki periode perlambatan ekonomi yang cukup dalam," katanya.

Ia menyebut bahwa pelemahan harga komoditas utama Indonesia telah berdampak signifikan pada kondisi perdagangan internasional Indonesia. Data BPS menunjukkan penurunan sebesar 4,26 persen dalam kinerja ekspor dan penurunan sebesar 6,18 persen dalam kinerja impor. Terkoreksinya sumber pertumbuhan net ekspor sejalan dengan melemahnya kinerja perdagangan nasional, yang kembali mengarahkan Indonesia ke jalur lambat pertumbuhan ekonomi.

"Terkoreksinya sumber pertumbuhan net ekspor selaras dengan kinerja perdagangan nasional yang melemah. Indonesia kembali memasuki jalur lambat pertumbuhan ekonomi," ungkap Wakil Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI tersebut.

Menurut Anis, perlambatan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III tahun 2023 adalah sinyal bahaya bahwa Indonesia menghadapi perlambatan ekonomi yang serius. 

 “Kita belum bisa lepas dari stagnasi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 5 persen, sekarang turun menjadi 4,94 persen," pungkasnya.

Meskipun upaya telah dilakukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen pada tahun 2023, seperti yang menjadi target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023, kondisi saat ini membuat pencapaian target tersebut menjadi sangat sulit.

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#fosil

Index

Berita Lainnya

Index