Listrik Indonesia | Indonesia mencatatkan prestasi baru dalam dunia perdagangan batu bara global dengan menyumbang lebih dari 50% dari total ekspor batu bara dengan jumlah ekspor mencapai lebih dari 413 juta metrik ton selama periode Januari hingga Oktober 2023. Data tersebut dihimpun dari Kepler, dikutip Jumat (10/11/2023). Angka ini menunjukkan keberhasilan Indonesia dalam menguasai pasar batu bara.
China menjadi negara tujuan utama pengiriman batu bara Indonesia, dengan jumlah impor mencapai 183 juta ton hingga Oktober 2023. Hal ini menyumbang sekitar 44% dari total ekspor Indonesia.
Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 33% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya dan mencerminkan adanya peningkatan aktivitas industri di China pada tahun 2023, berbeda dengan tingkat permintaan yang terhambat akibat pandemi pada tahun sebelumnya.
Namun, negara tujuan utama pengiriman batu bara Indonesia menghadapi stok berlimpah, sehingga ekspor batu bara ke China mengalami penurunan pada Oktober 2023.
Menurut data dari Administrasi Umum Bea Cukai China, impor batu bara turun 14,6%, dari 42,14 juta ton menjadi 35,99 juta ton pada bulan Oktober.
Meskipun demikian, total ekspor batu bara China selama sepuluh bulan pertama tahun ini tetap meningkat 66,8% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Pejabat dari Administrasi Energi Nasional (NEA) mengungkapkan bahwa stok pembangkit listrik China mencapai rekor tertinggi sekitar 200 juta ton. Sehubungan dengan hal ini, Wakil Ketua Asosiasi Transportasi dan Distribusi Batu Bara (CCTD), Li Xuegang menyatakan bahwa sebagian besar pembangkit listrik saat ini tidak perlu menambah stok mereka.
Selain China, India juga menjadi pembeli batu bara Indonesia terbesar kedua, dengan mengimpor sekitar 82 juta ton atau sekitar 20% dari total ekspor Indonesia.
Kementerian Tenaga Listrik India menghimbau perusahaan utilitas untuk mengimpor 6% dari kebutuhan batu bara hingga Maret 2024, menyusul meningkatnya permintaan listrik dan tidak memadainya pasokan batu bara di Indonesia.
Di samping itu, Filipina menempati posisi ketiga dengan pembelian sekitar 30 juta ton atau 7,2% dari total ekspor Indonesia.
Menteri Energi Filipina, Raphael PM Lotilla, menyatakan bahwa hubungan bilateral dengan Indonesia memastikan pasokan batu bara yang berkelanjutan bagi pembangkit listrik Filipina.
"Hubungan bilateral kami dengan Indonesia memastikan bahwa Filipina akan memiliki akses yang berkelanjutan terhadap pasokan batu bara reguler. Seperti yang Anda ketahui, hampir 80% pasokan batubara kami untuk pembangkit listrik tenaga batu bara dan untuk keperluan non-listrik berasal dari luar negeri - dan 98% dari batubara yang diimpor ini berasal dari Indonesia," katanya.
