Listrik Indonesia | Keberadaan mobil listrik semakin merajalela di jalanan Ibu Kota, mengundang pertanyaan seputar hemat atau tidaknya menggunakan mobil listrik untuk kebutuhan harian. Dalam kasus ini, mobil listrik kelas Wuling Air EV menjadi salah satu pilihan yang banyak dipilih oleh pengguna.
Menariknya, hasil simulasi perbandingan biaya antara penggunaan mobil listrik dan mobil bensin, dilakukan melalui laman Wuling EV Calculator, menunjukkan bahwa penggunaan mobil listrik untuk keperluan harian dapat memberikan keuntungan finansial yang signifikan. Berdasarkan simulasi, setiap tahunnya pengguna mobil listrik dapat menghemat sekitar Rp 12 juta atau Rp 1 juta per bulan.
Simulasi tersebut membandingkan biaya penggunaan mobil listrik dengan mobil bensin. Untuk mobil bensin, dengan asumsi konsumsi BBM 1:12, menggunakan Pertalite (RON 90) seharga Rp 10.000 per liter, dan jarak tempuh harian sekitar 50 km, biaya bensin per bulan mencapai Rp 833.340. Dengan tambahan biaya perpanjangan STNK dan servis, biaya pemakaian mobil bensin per tahun menjadi Rp 16.000.080.
Sementara itu, untuk mobil listrik model Long Range dengan jarak tempuh 26,7 kWh, biaya listrik per bulan hanya sekitar Rp 128.600. Dengan biaya STNK dan servis yang lebih rendah, biaya pemakaian mobil listrik per tahun hanya sekitar Rp 3.229.104. Selisih biaya pemakaian antara mobil listrik dan mobil bensin mencapai Rp 12.770.976.
Meskipun perhitungan ini bersifat simulasi, namun memberikan gambaran bahwa mobil listrik bisa menjadi pilihan yang lebih hemat dan ramah lingkungan untuk kebutuhan harian.
