Ketika Tiga Pasangan Capres-Cawapres Beradu Gagasan Energi, Simak Gagasannya!

Ketika Tiga Pasangan Capres-Cawapres Beradu Gagasan Energi, Simak Gagasannya!
Tiga pasangan calon presiden di Indonesia, yakni Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD telah memaparkan program-program mereka di sektor energi.

Listrik Indonesia | Tiga pasangan calon presiden di Indonesia, yakni Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD telah memaparkan program-program mereka di sektor energi. Meskipun memiliki pendekatan yang berbeda, kesamaan muncul dalam dorongan mereka terhadap Energi Baru dan Terbarukan (EBT).

Meskipun Indonesia tercatat di peringkat terbawah dari 159 negara dalam persiapan menuju emisi nol bersih, para calon presiden menunjukkan komitmen untuk menggencarkan transisi energi di negara ini.

Berikut ini adalah program para calon presiden dan calon wakil presiden dalam bidang energi:

Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka: Swasembada Energi dan Raja Energi Hijau

Pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menawarkan program "Swasembada Energi" dengan fokus pada mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil. Program tersebut tertuang pada dokumen yang diserahkan kepada KPU. Pasangan ini menyinggung 25 kata energi dalam dokumen mereka.

  • Mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil sekaligus menjadikan Indonesia sebagai raja energi hijau dunia (super power) dalam bidang energi baru dan terbarukan (renewables) dan energi berbasis bahan baku nabati (bioenergy).
  • Mengembalikan tata kelola migas dan pertambangan nasional sesuai amanat Konstitusi, terutama Pasal 33 UUD 1945.
  • Memperbaiki skema insentif untuk mendorong aktivitas temuan cadangan sumber energi baru untuk meningkatkan ketahanan dan kedaulatan energi nasional,
  • Merevisi semua tata aturan yang menghambat untuk meningkatkan investasi baru di sektor energi baru dan terbarukan (EBT).
  • Mendirikan kilang minyak bumi, pabrik etanol, serta infrastruktur terminal penerima gas dan jaringan transmisi/distribusi gas, baik oleh BUMN atau swasta.
  • Memperluas konversi BBM kepada gas dan listrik untuk kendaraan bermotor. Meningkatkan dan menambah porsi energi baru dan terbarukan dalam bauran listrik PLN.
  • Melanjutkan dan mengevaluasi pengembangan kawasan ekonomi khusus yang terspesialisasi dengan mengedepankan ekonomi hijau dan/atau ekonomi biru.

 

Ganjar Pranowo-Mahfud MD

Pasangan ini tidak memberikan judul spesifik untuk program energi mereka, namun menyinggung 15 kata energi dalam dokumen mereka. 

  • Memperkuat SDM, program afirmasi, akselerasi infrastruktur, energi, pangan, air bersih, serta menjadikan wilayah perbatasan dan 3T (tertinggal, terpencil, terluar) sebagai koridor strategis pembangunan nasional.
  • Pemeliharaan hutan, pemangkasan polusi udara dari emisi kendaraan dan industri, pembatasan penggunaan plastik, serta transisi energi menuju net zero emission.
  • Pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai generator pembaharuan yang potensinya sekitar 3.700 GW secara bertahap untuk kebutuhan energi dalam negeri, sehingga porsi EBT di dalam bauran energi menjadi 25-30 persen hingga tahun 2029.
  • Desa mampu mendayagunakan sumber energi lokal berbasis energi baru terbarukan untuk memasok kebutuhan energinya, sehingga menjadi bagian dari gugus penghijauan ekonomi Indonesia.

Ganjar-Mahfud juga menekankan pentingnya hilirisasi sumber daya alam, menciptakan rantai pasok yang lengkap, dan menghasilkan produk akhir bernilai tinggi dengan pondasi industri hulu dan kebijakan TKDN.

"Hilirisasi sumber daya alam pertambangan, perkebunan, pertanian serta perikanan dan kelautan dilakukan secara menyeluruh hingga menciptakan produk akhir bernilai tinggi dengan fondasi industri hulu dan kebijakan TKDN. Hilirisasi difokuskan pada SDA dan mineral di mana Indonesia memiliki keunggulan komparatif untuk menciptakan keunggulan kompetitif dengan menggunakan pilihan teknologi yang berkelanjutan dengan cakupan pasar seluas-luasnya," tulisnya.

 

Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar: Ketahanan Energi dan Kerja Sama Internasional

Anies-Cak Imin menekankan program "Ketahanan Energi" dengan fokus pada edukasi masyarakat untuk hemat energi. Pasangan ini menyinggung 31 kata energi di dokumen mereka.

  • Membudayakan perilaku hemat energi, melalui edukasi masyarakat dan insentif kebijakan, serta memperbaiki ketepatan sasaran subsidi energi melalui perbaikan data dan pendekatan teknologi;
  • Mewujudkan perencanaan produksi dan ekspor energi yang berorientasi kepentingan nasional, dengan mempertimbangkan keamanan suplai dan cadangan dalam negeri;
  • Menjalin kerja sama dengan negara-negara produsen energi, termasuk negara-negara di Afrika, Eropa Timur, Amerika Latin, Asia Tengah dan Timur Tengah, untuk mendapatkan energi murah;
  • Meningkatkan stok Bahan Bakar Minyak (BBM) nasional hingga ke tingkat yang aman, untuk menjamin ketersediaan BBM dan memungkinkan dilakukannya perencanaan impor yang matang, untuk mendapatkan harga terbaik;
  • Memperkuat tata kelola importasi energi, terutama migas, untuk menekan ruang gerak para spekulan guna memberikan harga terbaik bagi rakyat;
  • Menerapkan teknologi terkini, untuk memaksimalkan efisiensi eksploitasi, termasuk menerapkan Enhanced Oil Recovery di berbagai sumur minyak bumi di Indonesia, yang sudah tua; Melakukan renegosiasi dan merealisasikan kesepakatan produksi energi yang tertunda, termasuk proyek Masela;
  • Melaksanakan program “Indonesia Menuju EBT” melalui diversifikasi energi, termasuk bioenergi, panas bumi, air terjun, angin, hidrogen, dan tenaga surya, dengan dukungan pemerintah dari sisi pembiayaan maupun pemetaan potensi, serta dengan memaksimalkan transfer teknologi;
  • Memaksimalkan peran panas bumi, di mana Indonesia memiliki sekitar 40 persen cadangan dunia, sebagai sumber energi penting, dengan mendorong penemuan cadangan terbukti oleh pemerintah, untuk menurunkan risiko dan meningkatkan daya tarik investasi;
  • Membuka peluang bagi masyarakat dan komunitas, untuk memproduksi EBT dan memasarkannya ke Perusahaan Listrik Negara (PLN), guna mendorong pertumbuhan EBT;
  • Mendorong inovasi pembiayaan EBT melalui berbagai pendekatan, termasuk: project development funding, viability gap financing, dan credit enhancement funding;
Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#EBT

Index

Berita Lainnya

Index