Program Dekarbonisasi PLN Diapresiasi Komisi VII DPR RI, Namun Itu Saja Belum Cukup

Program Dekarbonisasi PLN Diapresiasi Komisi VII DPR RI, Namun Itu Saja Belum Cukup
Anggota Komisi VII DPR RI, Lamhot Sinaga memberikan apresiasi terhadap langkah-langkah pemerintah Indonesia dan PT PLN (Persero) dalam menurunkan emisi karbon di sub sektor kelistrikan.

Listrik Indonesia | Anggota Komisi VII DPR RI, Lamhot Sinaga memberikan apresiasi terhadap langkah-langkah pemerintah Indonesia dan PT PLN (Persero) dalam menurunkan emisi karbon di sub sektor kelistrikan. Menurutnya, upaya ini telah berada di jalur yang tepat menuju pencapaian Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060. Namun, Lamhot menegaskan perlunya dukungan lintas sektor untuk mencapai target tersebut. Hal tersebut ia ungkapkan dalam Rapat Dengar Pendapat antara Komisi VII DPR RI dengan Kementerian ESDM dan PLN, Rabu (15/11/2023).

"Upaya transisi energi hanya dari sektor ketenagalistrikan saja akan membuat penurunan karbon jalan di tempat, jika tidak didukung oleh sektor lain. Secara nasional, tidak cukup hanya sektor kelistrikan saja," ungkapnya.

Di sisi lain, ia menyoroti sektor transportasi sebagai penyumbang emisi karbon yang signifikan, khususnya transportasi darat.

"Transportasi darat adalah penyumbang terbesar emisi karbon kita. Kalau listriknya bisa diupayakan, tapi sektor lain tidak mengikuti maka akan menjadi masalah nasional juga. Jangan sampai hanya sektor kelistrikan saja yang melaju kencang," katanya.

Dalam agenda yang sama, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Yudo Dwinanda Priaadi menjelaskan bahwa pemerintah sedang mengakselerasi penambahan kapasitas pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam roadmap transisi energi. Salah satu langkahnya adalah dengan memperbanyak Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Pemerintah juga fokus mematangkan ekosistem kendaraan listrik.

"Kita mencoba untuk mengakselerasi penambahan kapasitas pembangkit EBT dalam roadmap transisi energi. Salah satunya lewat memperbanyak PLTA dan PLTS. Kami juga melakukan kebijakan mempercepat matangnya ekosistem kendaraan listrik," ujar Yudo.

Yudo optimistis bahwa pada tahun 2026, kapasitas pembangkit EBT di sektor kelistrikan bisa mencapai 5,5 GW. Sementara itu, pemerintah terus bekerja pada penyelesaian tantangan seperti harmonisasi antara supply dan demand listrik serta peningkatan keekonomian proyek dan keandalan sistem melalui pembangunan jaringan transmisi yang memadai.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menyampaikan komitmen PLN dalam transisi energi untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi generasi mendatang. Hingga tahun 2023, PLN berhasil mengurangi emisi hingga 54 juta ton CO2 melalui langkah-langkah dekarbonisasi. Emisi yang dihasilkan PLN tercatat turun dari 337 juta ton CO2 menjadi 283 juta ton CO2.

"Ini dicapai dengan berbagai extraordinary effort. Capaian penurunan emisi menjadi fondasi yang kuat menuju target NZE 2060,” tuturnya.

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#EBT

Index

Berita Lainnya

Index