Listrik Indonesia | Komisi VII DPR RI memberikan apresiasi tinggi pada langkah progresif PT PLN (Persero) dalam mengemban tanggung jawab transisi energi untuk mengurangi emisi karbon. Meskipun telah menunjukkan kemajuan dalam sektor kelistrikan, Komisi VII mendorong kolaborasi lintas sektor guna mempercepat dekarbonisasi nasional.
Menurut Anggota Komisi VII DPR RI Lamhot Sinaga, walaupun langkah-langkah menuju Net Zero Emissions (NZE) 2060 di sektor kelistrikan positif, perlu perhatian lebih pada sektor transportasi sebagai penyumbang utama emisi karbon. Diperlukan dukungan lintas sektor agar upaya dekarbonisasi mencapai hasil maksimal.
Dalam pandangan Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Yudo Dwinanda Priaadi, pemerintah fokus pada penambahan kapasitas pembangkit energi baru terbarukan (EBT) sebagai langkah percepatan. Meskipun optimistis pada capaian 5,5 GW pembangkit EBT pada 2026, dia mengakui perlunya upaya serius pada sektor transportasi.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan bahwa PLN telah berhasil mengurangi emisi CO2 sebesar 54 juta ton hingga 2023 melalui inovasi dan peningkatan efisiensi. Dengan menambah pembangkit EBT, memanfaatkan teknologi co-firing, dan mengganti teknologi di PLTU, PLN terus berupaya mengurangi dampak lingkungan.
Rapat Dengar Pendapat mencerminkan komitmen semua pihak, termasuk Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Direktur Transmisi, dan Direktur Pembangkitan PLN, untuk mencapai target dekarbonisasi. Upaya bersama lintas sektor menjadi kunci untuk memastikan keberlanjutan transformasi energi yang holistik.***