Listrik Indonesia | Tenaga Ahli Menteri Energi Sumber Daya Manusia (ESDM) bidang Integrasi, Koordinasi, dan Interface Migas, Nanang Untung menyoroti peran penting industri hulu migas sebagai salah satu penggerak utama sektor perekonomian Indonesia. Pernyataan tersebut disampaikan dalam acara "Forum Kapasitas Nasional III 2023" di Jakarta Convention Center, Jakarta, pada Kamis (23/11/2023).
Nanang menyampaikan bahwa industri hulu migas tidak hanya memberikan dampak langsung terhadap pengembangan wilayah operasi, industri penunjang hulu migas, tetapi juga menciptakan multiplier effect yang signifikan dalam peningkatan kapasitas nasional secara menyeluruh.
“Dampak kegiatan industri hulu migas dapat dirasakan mulai pengembangan wilayah operasi, industri penunjang hulu migas, dan masyarakat yang dapat memberikan dampak terhadap kapasitas nasional secara menyeluruh,” ungkapnya.
Menurut Nanang, peningkatan kapasitas nasional di sektor hulu migas melibatkan optimalisasi penggunaan produk dalam negeri yang dihasilkan oleh sektor penunjang migas. Ia berharap agar pemanfaatan produk dalam negeri dapat dioptimalkan lebih lanjut untuk meningkatkan nilai tambah, kemandirian, dan daya saing industri nasional.
"Penggunaan produk dalam negeri juga memiliki potensi untuk membuka peluang kerja, mendukung UMKM, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," tambahnya.
Nanang juga menegaskan komitmennya untuk menggali kapasitas nasional dalam industri migas secara optimal, yang tidak hanya menjaga kelangsungan hidup industri hulu migas tetapi juga membentuk fondasi dan kelanjutan ekonomi nasional.
“Kita berkomitmen untuk membangun industri migas yang tidak hanya memberikan manfaat dari sisi pendapatan negara yang berasal dari sektor migas tetapi juga mendukung keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat kita," pungkasnya.
Selaras dengan Tenaga Ahli ESDM, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana mengatakan bahwa energi fosil, terutama BBM, masih memainkan peran krusial dalam sektor transportasi. Di sisi lain tetap mengupayakan konversi kendaraan BBM menjadi kendaraan listrik. Hal tersebut ia katakan pada webinar "Refining Sustainability: The Path Toward Energy Transition" di Jakarta, Selasa (14/11/2023).
“Sementara kendaraan yang sudah ada, ditingkatkan spesifikasinya untuk mengurangi emisi,” katanya.
Dadan menyampaikan bahwa berdasarkan kajian ekonomi dan potensi masyarakat pada 2060, sektor energi masih akan memiliki emisi sebesar 129 juta ton. Dia mengindikasikan bahwa pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar batu bara akan berakhir sebelum 2060, meninggalkan BBM dan LPG untuk digunakan di sektor industri. Oleh karena itu, Dadan menekankan pentingnya menjamin ketersediaan migas.