BRIN Gandeng KESDM untuk Menggali Potensi Bahan Bakar Nuklir di Indonesia

BRIN Gandeng KESDM untuk Menggali Potensi Bahan Bakar Nuklir di Indonesia
Uranium dan thorium adalah dua unsur kimia yang berbeda, dan keduanya termasuk dalam kelompok unsur radioaktif.

Listrik Indonesia | Pusat Riset Teknologi Daur Bahan Bakar Nuklir dan Limbah Radioaktif (PRTDBBNLR) BRIN dan Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara, dan Panas Bumi (PSDMBP) Badan Geologi Kementerian ESDM menjalin kerja sama strategis mengenai inventarisasi, eksplorasi, dan penyiapan wilayah izin usaha pertambangan (WIUP) serta wilayah pencadangan negara (WPN) mineral radioaktif, logam tanah jarang, dan mineral lainnya di Indonesia.

Kepala Pusat Riset Teknologi Daur Bahan Bakar Nuklir dan Limbah Radioaktif (PRTDBBNLR) BRIN, Syaiful Bakhri menyoroti kemampuan BRIN dalam menginventarisasi dan mengeksplorasi sumber daya mineral, khususnya uranium, thorium, dan mineral ikutannya. Dia menyatakan bahwa sinergi dengan Kementerian ESDM, baik dari sisi sumber daya manusia, infrastruktur, maupun hilirisasi hasil riset dapat memberikan hasil maksimal.

Riset yang telah dilakukan oleh BRIN mencakup eksplorasi mineral radioaktif dan pemetaan wilayah potensial yang mengandung uranium, thorium, dan mineral strategis lainnya. Hal tersebut ia ungkapkan dalam keterangan resmi, Minggu (07/01/2024).

"Hal itu bisa kita sampaikan kepada KESDM selaku pihak yang berwenang sebagai walidata mineral, batubara, dan panas bumi," ungkapnya.

Dalam kerjasama ini, terdapat dua kelompok riset di PRTDBBNLR BRIN yang terlibat. 

Kelompok pertama, Kelris Teknologi Geologi Nuklir, kelompok ini menggunakan teknologi nuklir untuk mencari uranium dan thorium serta menginventarisasi potensi dan sumber daya di Indonesia. 

Kelompok kedua, Kelris Teknologi Pengolahan Bahan Baku Nuklir, kelompok ini fokus pada pengembangan di bidang pengolahan uranium, thorium, dan logam tanah jarang dari berbagai jenis batuan di Indonesia.

BRIN telah berhasil menginventarisasi sekitar 89 ribu ton uranium, 140 ribu ton torium, dan logam tanah jarang di Indonesia. Menurutnya, data ini sangat penting bagi Kementerian ESDM.

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#Nuklir

Index

Berita Lainnya

Index