Memiliki Potensi Jumbo, Geothermal Memainkan Peran Penting dalam Transisi Energi

Memiliki Potensi Jumbo, Geothermal Memainkan Peran Penting dalam Transisi Energi
Energi panas bumi atau geothermal dapat berperan penting dalam transisi energi menuju Net Zero Emission tahun 2060 di Indonesia.

Listrik Indonesia | Anggota Dewan Energi Nasional (DEN), As Natio Lasman mengungkapkan bahwa energi panas bumi dapat berperan penting dalam transisi energi menuju Net Zero Emission tahun 2060 di Indonesia. Hal tersebut ia ungkapkan saat menjadi narasumber dalam FGD Panas Bumi “Potensi dan Pengembangan Pemanfaatan Panas Bumi” yang diselenggarakan oleh Universitas Darma Persada, Sabtu (20/01/2024).

“Maka dari itu transisi ke energi yang baru dan terbarukan menjadi sangat vital salah satunya melalui panas bumi yang potensinya mencapai 24 GW sedangkan pemanfaatannya masih di kisaran 2000 MW, itu sangat sangat kecil”, ucapnya. 

As Natio Lasman dalam paparannya mengungkapkan bahwa energi baru dan terbarukan berperan sangat vital dalam skenario transisi energi menuju Net Zero Emission 2060. 

“Panas bumi memiliki porsi didalamnya, namun tentu tidak hanya panas bumi namun juga berbagai macam EBT lainnya”, ungkapnya. 

As Natio juga menuturkan jika penggunaan PLT Nuklir dengan skala besar nantinya dapat menggantikan peran dari PLTU batubara, dan juga SMR (Small Modular Reaktor) pada beberapa daerah di luar Jawa dan Sumatera. “Seluruh pengembangan EBT kedepannya tentu perlu mengutamakan studi kelayakan, keselamatan desain, perbaikan sistem/kinerja, dan juga studi aspek sosial ekonomi”, pungkasnya. 

Lebih lanjut As Natio menyatakan sejauh tidak ditemukan cadangan energi fosil yang ekonomis, kedepannya mau tidak mau Indonesia harus bergantung kepada impor, termasuk juga batubara. 

Transisi energi dari energi fosil ke energi baru dan terbarukan merupakan kunci penting untuk mengurangi peningkatan emisi GRK. Kontribusi energi baru dan terbarukan perlu ditingkatkan, yaitu surya, mikrohidro, angin, panas bumi, energi laut, biofuel, hidrogen untuk sel bahan bakar, dan juga tenaga nuklir.

Dalam FGD tersebut juga dihadiri oleh beberapa narasumber lainnya yaitu Harris Yahya, Direktur Panas Bumi EBTKE Kemen ESDM dan Riki Firmandha Ibrahim, Ex Direktur Geo Dipa Energi.

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#Geothermal

Index

Berita Lainnya

Index