Listrik Indonesia | Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy, Julfi Hadi mengungkapkan bahwa PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) berencana untuk melakukan sejumlah penelitian dan penilaian untuk mengevaluasi potensi geothermal atau panas bumi yang telah dikembangkan oleh perusahaan selama ini.
Hal tersebut merupakan serangkaian strategi untuk meningkatkan kinerja bisnis pada tahun 2024.
PGEO memiliki target peningkatan kapasitas terpasang pembangkit listrik sebesar 1 Gigawatt (GW) dalam dua tahun ke depan, selain itu PGEO juga akan terus meningkatkan kapasitasnya di masa depan.
Dalam waktu dekat, PGEO telah menetapkan target penambahan kapasitas tenaga panas bumi (PLTP) dari 672 Megawatt (MW) menjadi 728 MW pada tahun ini. PGEO akan menggunakan teknologi terbaru untuk mempercepat tanggal operasi komersial (COD) di beberapa proyek yang sedang dikembangkan.
"Ini juga mulainya (berkapasitas) kecil-kecil supaya mengurangi risiko eksplorasi yang pernah ada zaman dahulu. Nah ini yang lagi saya lihat, kalau ini berjalan maka semua bisa berjalan karena kita mulai dari yang low," katanya, beberapa waktu lalu.
Selain itu, PGEO juga menjalankan program "quick win" untuk mengoptimalkan sumur-sumur yang sudah ada melalui bantuan teknologi. Dengan berbagai upaya tersebut, PGEO menargetkan kapasitas PLTP mencapai 1.300 MW dalam lima tahun mendatang.
Julfi Hadi juga menekankan bahwa PGEO selalu membuka peluang kerjasama dengan mitra seperti Chevron dan Masdar. Meskipun demikian, dia menegaskan bahwa PGEO tetap akan mempertahankan kendali finansial dalam kemitraan tersebut.
"Pasti kami akan cari partner meskipun secara finansial kita bisa kontrol. Kalau dilihat, partner kami adalah major company. (Mereka) menjadi partner kami karena melihat track record, kemudian melihat resources yang kita miliki ditambah lagi melihat growth story sekarang. Hanya saja tinggal ekosistem kita yang perlu diperbaiki saat ini seperti regulasi," jelasnya.