Listrik Indonesia | Sinergi antara Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dan PT PLN (Persero) terus memperkuat upaya dalam mendorong produksi gas dan investasi energi demi menyediakan pasokan listrik yang cukup bagi masyarakat Indonesia.
Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas, Kurnia Chairi mengungkapkan bahwa komitmen yang kuat dari PLN sebagai pembeli utama gas telah menjadi motor utama dalam meningkatkan produksi gas di dalam negeri.
“Konsistensi PLN dalam mengambil pasokan gas telah memberikan dampak positif, dan ia optimistis bahwa penyerapan gas untuk sektor kelistrikan oleh PLN sebagai pembeli akan terus meningkat di tahun ini,” dikutip dari Majalah Listrik Indonesia, Edisi 96.
Dalam upaya meningkatkan penyerapan gas, program gasifikasi PLN yang saat ini sedang dalam tahap prakualifikasi diharapkan dapat menyerap gas terkontrak mencapai rata-rata 150,93 billion British thermal unit per day (BBtud).
Namun, Kurnia Chairi juga menyoroti pentingnya peran harga spot market dalam mengatur alokasi gas, di mana pengambilan gas dari spot market masih menjadi pilihan terutama saat harga spot menjanjikan keuntungan lebih besar.
Sementara itu SKK Migas mencatat investasi hulu migas di Indonesia mencatat peningkatan signifikan, mencapai US$13,7 miliar atau sekitar Rp210 triliun pada tahun 2023.
Investasi ini merupakan langkah strategis menuju pencapaian target long term plan (LTP) hingga tahun 2030, dengan target investasi tahun 2024 yang lebih ambisius mencapai US$17,7 miliar. angkat tersebut terdapat peningkatan signifikan sebesar 13% dibandingkan dengan realisasi investasi di tahun 2022, bahkan melampaui pertumbuhan investasi hulu migas global yang diperkirakan berada di kisaran 6,5%.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto mengatakan investasi ini merupakan langkah strategis menuju pencapaian target long term plan (LTP) hingga tahun 2030. Meskipun target investasi dalam LTP sebesar US$13 miliar, capaian investasi pada 2023 yang mencapai US$13,7 miliar melampaui target tersebut sekitar 5%.
“Untuk tahun 2024, kami telah menetapkan target investasi yang lebih ambisius, mencapai US$17,7 miliar, atau bahkan melampaui target LTP yang sebesar US$ 16 miliar,” ungkapnya.
Menurut Dwi, peningkatan investasi ini mencerminkan keberhasilan upaya Pemerintah dan SKK Migas dalam meningkatkan iklim investasi di sektor hulu migas, yang berhasil mengembalikan kepercayaan investor dan membuat sektor ini kembali menjadi sorotan. Harapannya, peningkatan terus-menerus investasi ini akan memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan energi di masa depan.