Listrik Indonesia | Direktur Utama PT Sulawesi Regas Satu, Andy Dwi Putranto menjelaskan bahwa FSRU (Floating Storage and Regasification Unit) adalah fasilitas lepas pantai yang tidak hanya berfungsi sebagai penyimpan LNG (Liquified Natural Gas), tetapi juga mengubahnya menjadi gas alam dengan temperatur -160°C dan tekanan atmosfer, yang kemudian dialirkan ke pembangkit listrik atau infrastruktur gas lainnya.
Keistimewaan FSRU terletak pada kemampuannya yang dapat dimobilisasi, memungkinkan penempatan di berbagai lokasi sesuai dengan kebutuhan dan permintaan energi.
PT Sulawesi Regas Satu telah mengoperasikan FSRU ini untuk menyuplai gas ke Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Maleo Gorontalo dengan kapasitas sebesar 4x25 megawatt.
Dengan kapasitas tangki muatan mencapai 14.000 meter kubik, FSRU ini menjadikannya satu-satunya mini scale FSRU di Indonesia dan bahkan di dunia.
Andy menjelaskan bahwa konsep floating digunakan untuk fasilitas pendukungnya, mulai dari FSRU itu sendiri, mooring, hingga pipa pengiriman gas yang juga bersifat floating.
“FSRU ini menggunakan konsep floating untuk fasilitas pendukungnya lainnya, mulai dari FSRU-nya sendiri, mooring-nya, hingga pipa pengiriman gas yang juga bersifat floating,” ungkapnya, dikutip dari Majalah Listrik Indonesia, Edisi 96.
Namun, Andy juga menyoroti pentingnya memperhatikan beberapa faktor saat mengoperasikan FSRU, seperti kondisi cuaca saat melakukan operasi Ship-to-Ship (STS) antara FSRU dan LNG Carrier, serta pembatasan ukuran kapal LNG Carrier yang sandar di FSRU dengan ukuran maksimal 23.000 meter kubik.
Andy menekankan bahwa keberlanjutan FSRU dalam pembangkit listrik gas terletak pada fleksibilitasnya untuk beroperasi di lokasi-lepas pantai atau terpencil. Ini memberikan potensi penyediaan energi ke wilayah-wilayah sulit dijangkau atau yang membutuhkan pasokan energi tambahan.
Dalam konteks Indonesia yang merupakan negara kepulauan, FSRU menjadi solusi yang efektif karena tidak memerlukan jaringan pipa gas yang mahal dan sulit dibangun di daerah terpencil. Andy juga menyoroti bahwa kehadiran FSRU ini tidak hanya memberikan kepastian ketersediaan gas dari sumber LNG domestik, tetapi juga dari impor luar negeri.
“Menurut saya, konsep FSRU sangat berperan membantu memenuhi kebutuhan energi, terutama bagi negara kepulauan seperti Indonesia dimana daerah daerahnya tidak memungkinkan dan tidak ekonomis untuk dibangun jaringan pipa gas. lebih menariknya, lokasinya di laut atau mengapung membuatnya tidak terpengaruh terhadap gempa. Selain itu konsep FSRU ini menjamin adanya kepastian ketersediaan gas karena untuk sumber LNG nya bisa didapat dari domestik bahkan impor dari luar negeri” jelasnya
Tak hanya itu, FSRU juga memainkan peran penting dalam mendukung transisi menuju energi bersih dan ramah lingkungan. Sebagai pengguna LNG, FSRU dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan polusi udara dibandingkan dengan bahan bakar minyak, seiring dengan visi global untuk mengurangi dampak perubahan iklim.