Listrik Indonesia | Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso mengungkapkan bahwa Presiden Joko Widodo telah mempersiapkan optimalisasi mesin-mesin pertumbuhan ekonomi baru untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal tersebut ia ungkapkan dalam Economic Outlook 2024 CNBC Indonesia, dikutip Jumat (01/03/2024).
"Kita sudah siapkan berbagai instrumen, kita juga ingin mendorong berbagai mesin pertumbuhan ekonomi," ungkapnya
Susiwijono menjelaskan bahwa strategi ini mencakup berbagai bidang, mulai dari industrialisasi, digitalisasi, hingga transisi energi berkelanjutan. Selain merevitalisasi mesin konvensional seperti produktivitas, daya saing, dan infrastruktur.
"Mulai dari digitalisasi, hilirisasi, industrialisasi, karena struktur PDB kita yang masih dominan konsumsi rumah tangga domestik dan sebagainya, kita harus masih bisa dorong juga perlindungan sosial," katanya.
Selain itu, pemerintah juga menyiapkan strategi penguatan ketahanan sosial dan pemberdayaan melalui berbagai perlindungan sosial termasuk menjaga daya beli masyarakat miskin dan rentan, pembiayaan mikro, dan padat karya tunai.
Pengembangan industrialisasi diarahkan pada program hilirisasi, industri petrokimia, industri otomotif, rantai pasok semikonduktor, dan perbaikan ekosistem logistik nasional juga disiapkan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi.
Transisi energi berkelanjutan akan didorong melalui proyek Asia Zero Emission Community (AZEC), pembangunan pembangkit listrik dengan energi baru dan terbarukan (EBT), serta pemanfaatan bioenergi.
Sementara itu, dalam bidang digitalisasi, fokus akan diberikan pada penyiapan talenta digital, implementasi strategi nasional pengembangan ekonomi digital, dan pembangunan pusat data. Sektor-sektor utama yang akan menjadi penopang ekonomi digital di Indonesia termasuk e-commerce, transportasi dan pangan, online travel, dan online media.
Di tahun terakhir masa jabatan Presiden Jokowi, target pertumbuhan ekonomi ditetapkan sebesar 5,2%. Sedangkan pada tahun berikutnya, saat pemerintahan baru mulai mengambil alih, target pertumbuhan ekonomi telah dipatok di kisaran 5,3% - 5,6%.
