Listrik Indonesia | Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah mengumumkan perubahan strategi energi nasional. Dalam Revisi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2021-2030, pemerintah menegaskan komitmennya untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan menggantinya dengan Energi Baru Terbarukan (EBT).
Plt Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM, Jisman P. Hutajulu, menjelaskan bahwa revisi RUPTL akan menetapkan target yang lebih ambisius untuk bauran energi di Indonesia. Menurutnya, dalam RUPTL terbaru ini, target bauran energi fosil direncanakan hanya mencapai 48%, sementara bauran EBT akan meningkat signifikan menjadi 52%.
"Porsi pembangkit EBT dalam RUPTL PT PLN tahun 2021-2030 direncanakan lebih besar, yaitu 52% dibandingkan dengan pembangkit energi fosil yang hanya 48%," ungkap Hutajulu saat acara sosialisasi Permen ESDM 2/2024 di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta.
Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengoptimalkan penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap. Hutajulu menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam pengembangan PLTS atap ini, yang dapat memberikan manfaat langsung seperti mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, menghemat listrik di siang hari, dan mendidik masyarakat tentang pentingnya energi terbarukan.
Perubahan fokus ini memiliki implikasi besar dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca dan meningkatkan keberlanjutan energi di Indonesia. Dengan beralih ke EBT, Indonesia tidak hanya mengurangi ketergantungannya pada energi impor, tetapi juga membuka peluang baru untuk pengembangan ekonomi berkelanjutan.