Listrik Indonesia | Sektor ketenagalistrikan Indonesia kini menghadapi pertumbuhan yang signifikan, dengan pemerintah memberikan prioritas pada pengembangannya. Dalam transisi energi ini, pemahaman akan dinamika permintaan pelumas menjadi aspek penting yang perlu diperhatikan.
Andri Pratiwa, Direktur PT Shell Indonesia, menyoroti tantangan yang dihadapi oleh pelaku industri tenaga listrik. "Tantangan saat ini adalah bagaimana memenuhi permintaan yang terus meningkat dari pelanggan sambil tetap menjaga efisiensi biaya," ujarnya di Jakarta.
Permintaan dalam sektor ketenagalistrikan terus berkembang, demikian kata Andri. Shell sendiri telah mengembangkan produk pelumas khusus untuk sektor ini. Andri melihat bahwa era transisi energi sebenarnya membawa potensi pertumbuhan bagi bisnis pelumas. Permintaan solusi dalam sektor ketenagalistrikan tetap tinggi, tidak hanya untuk pembangkit listrik dan transformator, tetapi juga untuk energi terbarukan seperti pembangkit listrik tenaga surya, angin, bahkan mobil listrik.
Sebagai contoh, Shell memperkenalkan produk Shell Mysella S7N Ultra, yang terbuat dari gas alam melalui teknologi gas-to-liquid (GTL). Produk ini memiliki keunggulan dalam menjaga efisiensi peralatan dan ketahanan terhadap tekanan tinggi dalam kondisi pengoperasian ekstrem. Produk pelumas ini juga mendukung pengoptimalan operasi dengan meningkatkan oil drain interval (ODI) hingga 4.000 jam, dari sebelumnya rata-rata 2.000 jam.
Untuk kendaraan listrik, Shell juga menghadirkan produk cairan e-fluid yang mendukung manajemen termal baterai dengan optimal. "Kendaraan listrik membutuhkan cairan untuk menjaga suhu baterai dalam kondisi optimal," tambahnya.
Dengan dukungan produk-produk inovatif ini, industri pelumas siap menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang dalam era transisi energi menuju masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan.
GoogleNews
