Tren Perusahaan Batubara beralih menjadi Renewable Energy, Apa Penyebabnya?

Tren Perusahaan Batubara beralih menjadi Renewable Energy, Apa Penyebabnya?
Ada pergeseran global menuju energi terbarukan sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan memitigasi dampak perubahan iklim. (Dok: PLN EPI)

Listrik Indonesia | Wakil Direktur Utama PT TBS Energi Utama TBK, Pandu Sjahrir mengungkapkan bahwa tren perusahaan batubara yang beralih menjadi energi terbarukan bukanlah fenomena baru, namun sudah terjadi dalam 45 tahun terakhir. Menurutnya, transisi ini terjadi karena tren ekonomi sirkular dan fokus pada transisi energi. Hal tersebut ia ungkapkan dalam agenda CNBC Indonesia Economic Outlook 2024, Kamis (29/02/2024).

"ya mungkin ini sudah tren selama 45 tahun terakhir tapi zaman covid malah lebih akselerasi karena menurut saya circular ekonomi itu akan menjadi tren yang sangat besar ee transisi energi ak menjadi tren yang sangat besar dan kita melihat banyak opportunity," ungkapnya.

Sjahrir juga mengindikasikan bahwa perubahan ini sejalan dengan target pemerintah untuk mencapai emisi bersih pada tahun 2030. 

“Kita juga lihat industrinya makin baik dan juga target pemerintah ke sana, Nah jadi kita lihat opportunity dimana mencari bisnis yang memiliki cash flow langsung. Jadi buat kami ada tiga bisnis, satu adalah bisnis waste management, kedua adalah bisnis renewable energy dan yang terakhir adalah tentu electrum," katanya.

Sejalan dengan hal tersebut Plt Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM, Jisman P. Hutajulu mengungkapkan bahwa Revisi Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2021-2030 akan menargetkan bauran energi fosil sebesar 48%, sementara target bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) meningkat menjadi 52%. Hal ini diungkapkan dalam acara sosialisasi Permen ESDM 2/2024 di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, pada Selasa (5/3/2024).

"Melalui RUPTL PT PLN tahun 2021-2030 porsi pembangkit EBT direncanakan lebih besar yaitu 52% dibandingkan pembangkit energi fosil yang hanya 48%," ungkapnya.

Menurut Jisman P. Hutajulu, RUPTL PT PLN tahun 2021-2030 merencanakan pembangkit EBT yang lebih besar, yaitu 52%, dibandingkan dengan pembangkit energi fosil yang hanya mencapai 48%.

Pemerintah terus melakukan optimalisasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap untuk mendorong peningkatan bauran EBT.

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#EBT

Index

Berita Lainnya

Index