Eniya Listiani Dewi, Sosok Profesor Energi Bersih Resmi Menduduki Posisi Dirjen EBTKE

Eniya Listiani Dewi, Sosok Profesor Energi Bersih Resmi Menduduki Posisi Dirjen EBTKE
Dok. Listrik Indonesia

Listrik Indonesia | Prof. Dr. Eng, Eniya Listiani Dewi, B.Eng., M.Eng., IPU., Peneliti Ahli Utama, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), hari ini Kamis (14/3) resmi menduduki jabatan Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE), Direktorat Jenderal EBTKE, Kementerian ESDM RI. Sosok wanita kelahiran Magelang, Jawa Tengah yang akrab disapa Prof Eniya dilantik oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, bertempat di Gedung Chairul Saleh, Kantor Sekretariat Jenderal Kementerian ESDM, Jakarta.

Pasca dilantik Menteri ESDM, Eniya mengatakan tugasnya menggenjot bauran EBT di dalam negeri yang bisa dikatakan masih jauh dari target. "Yah, spesifik Pak Menteri beberapa hal menyampaikan terutama menggenjot bauran energi mix yang EBT-nya belum mencapai target," kata Eniya saat ditemui di Kementerian ESDM, Kamis (14/3/2024). 

Selain bauran EBT, dirinya juga diamankan terkait dengan percepatan perumusan Rancangan Undang-Undang Energi Baru dan Energi Terbarukan (RUU EBET). Sejauh ini, RUU tersebut masih terus dibahas karena masih terdapat beberapa poin yang dinilai perlu pembahasan lebih lanjut, salah satunya terkait power wheeling. "Dan beberapa hal tentang, misalnya masalah tentang kendaraan listrik dan sebagainya itu juga ada arahan beliau untuk konversinya digenjot," ujar Eniya.

Figur Srikandi EBTKE

Eniya merupakan sosok Peneliti Ahli Utama, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjadi salah satu jajaran ilmuwan yang telah mengharumkan nama Indonesia di dunia internasional karena pengabdian dan kontribusinya yang bermanfaat bagi pengembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pemegang gelar Doctor of Engineering dari Universitas Waseda Tokyo ini sukses melakukan rekayasa sel bahan bakar (fuel cell) yang ramah lingkungan untuk menghasilkan listrik dari gas hidrogen. Demikian vital penemuan ini dalam wacana ilmu pengetahuan dunia, tidak heran jika Eniya banyak mendapatkan penghargaan baik pada tingkat nasional maupun internasional.

 Sel bahan bakar yang dikembangkan Eniya merupakan sel elektronik, semacam aki atau baterai, yang dapat mengubah sumber bahan bakar seperti hidrogen dan atau hidrokarbon menjadi arus listrik searah. Sel-sel ini berpotensi digunakan sebagai sumber energi ramah lingkungan bagi berbagai sektor kehidupan termasuk keperluan rumah tangga dan berbagai kebutuhan industri seperti otomotif, konveksi, pengolahan makanan dan sebagainya.

Namun, kerja keras dan bakti ilmiah wanita kelahiran 14 Juni 1974, tidak berhenti hingga sel bahan bakar. Pada 2003 lalu, ibu dari tiga orang anak ini mendapat penghargaan Mizuo Award dan Koukenkai Award dari Universitas Waseda berkat temuan katalis bahan bakar yang terbuat dari unsur vanadium. Selain dua penghargaan tersebut, karya ilmiah Eniya lainnya, metode penambahan nanopartikel, juga berhasil menyabet penghargaan bergengsi, Asia Excellence Award yang dianugerahkan oleh Society of Polimer Science, Jepang.

Ragam Apresiasi Prestasi

 Atas pengabdian, ketekunan, kerja keras dan berbagai penemuan ilmiah yang telah dihasilkan wanita kelahiran  telah diakui dunia internasional, sungguh sangat layak jika wanita berdarah Jawa tersebut menerima penghargaan Habibie Award pada 2010 dan berhasil mencatatkan dirinya sebagai wanita termuda dalam sejarah penerima penghargaan langka tersebut. 

Dan bukan seorang Eniya jika penghargaan setinggi apapun akan menghentikan bakti ilmiahnya terhadap bangsa dan dunia internasional. Buktinya, tepat pada tahun yang sama Eniyai meraih penghargaan Habibie Award, penemuan terbaru lainnya, Thamrion (diambil dari gabungan kata Thamrin, lokasi kantor Dewi bekerja, dan Ion, membran polimer untuk sel bahan bakar yang lebih efisien dan mampu bersaing dari segi harga di pasar), berhasil memperoleh paten. 

Bukan hanya surat paten, atas prestasi gemilang tersebut Eniya berhak membawa pulang Penghargaan Inovasi HKI 2010 yang diberikan Direktorat Jendral HKI Indonesia. Pengalaman sebagai ilmuwan dan peneliti untuk rekayasa sel bahan bakar (fuel cell) yang ramah lingkungan mengantarkan rintisan karir ke kursi Dirjen EBTKE, Kementerian ESDM RI. 

Lebih lanjut, Eniya menyampaikan bahwa perlu adanya peningkatan peran EBT di beberapa wilayah Indonesia. Dengan begitu, langkah yang perlu dilakukan untuk meningkatkan bauran EBT di dalam negeri yaitu diperlukan diversifikasi pemanfaatan EBT. "Ini mungkin diversifikasi pemanfaatan energinya yang harus kita genjot untuk bisa memungkinkan investasi EBT makin tinggi lagi," tutup Eniya. (*)

 

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#Kementerian ESDM

Index

Berita Lainnya

Index