Tiang APB Menjalar dari Listrik Hingga Energi

Tiang APB Menjalar dari Listrik Hingga Energi
Proyek smelter milik Freeport di Manyar, Gresik (Jawa Timur) jadi salah satu proyek terbesar yang dikerjakan Adhi Persada Beton .

Listrik Indonesia | Delapan bulan sebelum pelaksanaan KTT G20 yang berlangsung pada November 2022 di Pulau Dewata, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) merelokasi Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Grati ke Pesanggaran, Bali. Langkah tersebut dilakukan PLN sebagai satu showcase untuk dipertontonkan pada dunia. Khususnya saat pertemuan 20 negara tersebut berlangsung.

Perusahaan strum milik negara itu memang serius mengawal jalannya transisi energi Indonesia. Salah satunya adalah dengan memindahkan proyek PLTG, yang diketahui sebagai pembangkit listrik yang lebih bersih. Aksi korporasi yang dilakukan PLN itu, rupanya membuka pintu masuk bagi perusahaan non-kelistrikan untuk ikut mencicipi gurihnya proyek di sektor energi.

Salah satunya adalah PT Adhi Persada Beton (APB) yang merupakan anak usaha dari PT Adhi Karya, badan usaha milik negara yang bergerak di sektor konstruksi, real estate, investasi infrastruktur, dan penyelenggaraan perkeretaapian. Sementara APB sendiri bergerak di bidang produksi beton pracetak.

Kembali ke soal rekolasi PLTG di Bali itu, APB mendapat berkah karena dipercaya untuk terlibat dalam pembangunan. Kok bisa? Padahal APB bukanlah perusahaan EPC (Engineering, Procurement, Construction). Rupanya keterlibatan APB pada proyek pembangkit listrik tersebut tak lepas dari andil PT Rekadaya Elektrika (perusahaan EPC nasional) yang meminta APB sebagai mitra kerja.

Pada kemitraan tersebut, APB diminta untuk memproduksi 3.000 spun pile (tiang pancang) sekaligus mengerjakan proses pemancangan sebagai fondasi dari PLTG tersebut. Tentu saja itu menjadi satu kebanggaan bagi APB karena dapat berperan dalam menyukseskan KTT G20 di Bali. “Itu luar biasa sekali. Artinya saat itu waktunya sangat pendek, kita supply dan pemasangan spun pile-nya,”kata Siswanto, Direktur Operasi PT Adhi Persada Beton kepada Listrik Indonesia.

Siswanto menjelaskan bahwa ada banyak tahapan yang harus dilalui APB dalam waktu yang relatif singkat pada proyek tersebut. “Kita cari solusinya dan kita hitung akurat semuanya. Cepat memang kerjanya dan saat ini sudah running well,” jelas pria kelahiran Kediri, Jawa Timur, ini.

Tak hanya di bidang kelistrikan, karena kontribusi APB juga menjalar hingga ke sektor energi. Misalnya pada proyek pembanggunan smelter (pengolahan tembaga) yang dibangun PT Freeport Indonesia di kawasan Java Integrated and Indutrial Port Estate (JIIPE), Manyar, Gresik.

Siswanto mengakui bahwa saat ini salah satu proyek yang paling besar dikerjakan oleh APB adalah proyek smelter milik Freeport itu. “Di situ kita juga banyak supply barang di sana. Jadi semua ready mix dari kita dan spun pile (tiang pancang) itu jumlahnya mencapai ribuan,” terang Siswanto.

Selain itu katanya, APB juga menyuplai T Wall yang digunakan untuk melindungi aset vital sepanjang dua kilometer. “Jadi T Wall itu kita buat di pabrik dan langsung pasang di proyek dan itu didesain langsung oleh tim APB dan diverifikasi oleh konsultan dari Amerika,” tambah Siswanto.

Siswanto tidak menampik bahwa dengan adanya program hilirisasi dan transisi energi yang digaungkan pemerintah telah membuka peluang APB ikut berkompetisi di ceruk pasar itu. “Dan saya yakin ke depan akan lebih banyak lagi, misalnya dengan  pembukaan smelter baru,” ujarnya.

Bahkan saat ini, APB juga sedang melakukan penjajakan dengan PT Trans-Pasific Petrochemical Indotama (TPPI) terkait pembangunan kilang minyak bumi dan industri bahan kimia, khususnya di pengadaan precast (beton yang dicetak).

 

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#Energy

Index

Berita Lainnya

Index