Listrik Indonesia | Anggota Komisi VII DPR RI, Tifatul Sembiring optimis terhadap peran batu bara dalam menanggulangi kemungkinan krisis energi nasional di masa depan. Keyakinan ini didasarkan pada evaluasi terhadap PT Bukit Asam Tbk (PTBA) yang menunjukkan cadangan batu bara perusahaan ini diperkirakan dapat bertahan hingga 100 tahun ke depan. Hal tersebut ia sampaikannya dalam kunjungan kerja Komisi VII di Dermaga Kertapati PT Bukit Asam Tbk (PTBA) di Palembang, Rabu (17/4/2024).
Meskipun dihadapkan pada rekomendasi ketat dari Konferensi Perubahan Iklim oleh PBB (COP 28) terkait pengurangan emisi karbon, Tifatul mengakui pentingnya upaya tersebut.
"Saat ini sudah ada teknologinya, seperti menghambat debu-debu (batu bara) nya tak beterbangan. Juga supaya polusi yang dihasilkan juga tidak terlalu tinggi dan mampu mereduksi kadar emisi karbon itu di udara," katanya.
Namun, ia juga menyoroti situasi di Eropa, di mana negara-negara tersebut terpaksa mengandalkan batu bara saat distribusi gas terganggu akibat perang antara Rusia dan Ukraina.
"Mereka pun menggunakan batu bara karena tidak ada alternatif lain untuk energi ini, apalagi masuk musim dingin kemarin," ujarnya.
Dengan PTBA yang aktif dalam operasionalnya dan diversifikasi bisnis ke sektor listrik melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Tifatul menyatakan optimisme terhadap masa depan industri batu bara.
Dia juga menekankan potensi untuk mengekspor kelebihan pasokan batu bara ke Jawa dan seluruh Sumatera melalui pembangunan PLTU besar di daerah tersebut.
"Saya pikir kalau dengan pembangunan PLTU-PLTU besar disini kalau itu berlebih bebannya bisa diekspor ke jawa dan seluruh sumatera," pungkasnya.
Tifatul juga menilai Sumatera dan Kalimantan sebagai kawasan yang sangat strategis dalam memasok kebutuhan energi nasional, mengingat keduanya merupakan lumbung energi Indonesia dengan produksi yang melimpah dari minyak, gas bumi, dan batu bara.