Meneropong Ketahanan Energi RI di Tengah Konflik Iran-Israel

Meneropong Ketahanan Energi RI di Tengah Konflik Iran-Israel
Kilang Minyak (Dok: @pertamina_ru5)

Listrik Indonesia | Tensi konflik antara Israel dan Iran telah menimbulkan kekhawatiran global, termasuk bagi Indonesia yang menjadi negara net importir minyak. 

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengakui bahwa eskalasi konflik di Timur Tengah dapat mengkhawatirkan, terutama dalam hal stok BBM dan LPG di Indonesia. Saat ini, stok BBM dan LPG RI hanya cukup untuk 17-30 hari. Hal tersebut ia ungkapkan di Gedung Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (19/04/2024).

Kita sendiri stoknya tergantung dari komoditinya sampai 17-30 hari. Kita cek Pertamina, termasuk juga LPG. LPG ini kan penting, makanya itu kita untuk secure energi," ungkapnya.

"Minyak udah di US$ 87 tadi pagi Subuh naik US$ 90 lagi, mudah-mudahan ini ya udah lah cubit-cubitannya cukup. Menteri Luar Negeri Iran kita akan respons. Itu yang dikhawatirin," tambahnya. 

Arifin Tasrif menegaskan pentingnya menjaga stabilitas harga BBM hingga Juni 2024 melalui manajemen stok yang memadai. 

"Setelah Juni harus ada, kalau ini tidak berkesudahan konflik harus ada langkah apa yang pas. Nah Perpres 191 (tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran BBM) itu kan memang untuk mengalokasikan kepada yang berhak subsidi," katanya.

Dia juga menjelaskan bahwa saat ini RI mengimpor minyak mentah dari beberapa negara, termasuk Arab Saudi dan Nigeria, serta mengimpor BBM dari Singapura, Malaysia, dan India.

Namun, dengan potensi gangguan pasokan dari Timur Tengah, pemerintah juga sedang mencari sumber alternatif, seperti Australia, untuk memastikan keamanan pasokan energi, khususnya LPG.

"Ini kan harus mengantisipasi sumber-sumber suplai kilangnya, kilang Singapura, Malaysia dan kilang India. Kalau dulu kan Rusia di-banned tetap aja mengambil. Jadi ini memang geopolitik ini serius. Ukraina belum selesai, ada juga Timur Tengah dan tensi di Asia Pasifik diantisipasi, karena Amerika sudah mengirim ke pangkalannya di Pasifik ini. Pasti ada respons, jadi kita berharap tidak ada konflik di wilayah ini," pungkasnya.

Ikuti ListrikIndonesia di GoogleNews

#Pertamina

Index

Berita Lainnya

Index