Listrik Indonesia | Direktur Eksekutif Center For Energy Security Studies (CESS), Ali Ahmudi Achyak menyoroti pentingnya memberikan batas waktu terhadap program Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) atau harga gas 'murah' untuk industri. Hal ini bertujuan untuk memberikan kepastian kepada para pelaku industri dalam merencanakan langkah selanjutnya jika program tersebut dihentikan. Hal tersebut ia ungkapkan dalam program Energy Corner, dikutip Rabu (08/05/2024).
"Negara juga harus memberikan batas waktu, sampai kapan ini program ini dilakukan, apakah kemudian sampai satu fase lagi, sekian tahun ke depan, atau terus menerus akan dilanjutkan agar industri juga mempunyai kepastian," ungkapnya.
Ali juga menekankan perlunya evaluasi terhadap efektivitas program HGBT, terutama dari sisi hilir penerima. Ia menyoroti bahwa tidak semua industri mampu secara optimal menyerap gas yang disediakan oleh pemerintah.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal DEN, Djoko Siswanto juga mengungkapkan perlunya evaluasi program HGBT di Indonesia. Menurutnya, pemerintah memerlukan waktu untuk melakukan evaluasi yang mendalam terhadap kelanjutan program HGBT.
"Nah itu baru tadi kata Pak Ali kita evaluasi, mana yang harus lebih efisien, ataukah tadi, sampai kapan nih, apakah bertahap gitu, kenaikannya tidak langsung gitu, atau ya tetap dipertahankan, itu kita nggak bisa cepat memutuskan, harus betul-betul evaluasinya betul-betul mendalam," ucapnya pada kesempatan yang sama.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memberikan sinyal akan melanjutkan program harga gas 'murah' sebesar US$ 6 per juta British thermal unit (MMBTU) untuk tujuh kelompok industri di Indonesia, yaitu industri pupuk, petrokimia, oleochemical, baja, keramik, kaca, hingga sarung tangan karet. Hal tersebut ia ungkapkan saat ditanya perihal kelanjutan HGBT setelah 2024, saat ditemui di acara Musrenbangnas, JCC Jakarta, Senin (06/05/2024).
Arifin Tasrif juga menegaskan bahwa pemerintah sedang berupaya membangun infrastruktur gas untuk mendukung kelanjutan program HGBT. Dia berharap bahwa keberlanjutan program ini akan membantu industri di dalam negeri untuk terus berkembang.
"Ini (HGBT) insya Allah sih akan dilanjutkan. Dan kita juga sedang berupaya kan membangun lagi infrastruktur gas ya. Supaya memang bisa dimanfaatkan," jelasnya.
Program ini yang sebelumnya dijadwalkan berakhir pada Desember 2024 diharapkan dapat mendorong pertumbuhan di sektor-sektor industri tersebut.
Dengan adanya dukungan pemerintah dalam memberikan harga gas 'murah', diharapkan industri di Indonesia dapat tetap kompetitif dan terus berkembang sesuai dengan harapan Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan daya saing negara.
"Kita sih harapkan ya industri terus berkembang. Dengan harga tenaga itu kan competitiveness-nya juga. Tadi kan Presiden harapnya gini. Kita harus kompetitif kan, harus punya rencana taktis ya, taktis yang bisa meningkatkan competitiveness kita kan. Itulah salah satu ide itu dengan harga gas itu," pungkasnya.