Listrik Indonesia | PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (IDX: PGEO) dan PT PLN Indonesia Power (PLN IP) menandatangani Joint Development Agreement (JDA) di Jakarta Pada Kamis (30/5/2024).
Kesepakatan ini menjadi langkah maju dalam optimalisasi kapasitas sejumlah pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di Indonesia.
Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy, Julfi Hadi mengungkapkan bahwa JDA ini adalah bagian dari strategi untuk mencapai target kapasitas terpasang sebesar 1 GW.
“Penandatanganan JDA ini menunjukkan komitmen kuat kami untuk meningkatkan pemanfaatan potensi sumber daya panas bumi yang melimpah di Indonesia dalam rangka mendukung percepatan transisi energi nasional, pencapaian komitmen pemerintah terhadap Enhanced National Determined Contribution (NDC), dan program Net Zero Emission di Indonesia. Kami meyakini kerja sama ini akan mempercepat pengembangan proyek-proyek panas bumi yang lebih efisien dan berkelanjutan, sebagai salah satu upaya strategis PGE mencapai 1 GW dalam dua tahun ke depan,” ungkapnya.
JDA ini merupakan tindak lanjut dari Joint Development Study Agreement (JDSA) yang ditandatangani pada 22 Februari 2024. Fokus utama dari JDA adalah pengembangan proyek co-generation di dua wilayah kerja panas bumi dengan memanfaatkan brine untuk meningkatkan kapasitas produksi listrik. PLTP Ulubelu Binary Unit dan PLTP Lahendong Binary Unit berpotensi menambah kapasitas masing-masing sebesar 30 MW dan 15 MW.
Melalui teknologi canggih dan pendekatan inovatif, kedua perusahaan berharap meningkatkan nilai tambah sumber daya panas bumi dan mempercepat komersialisasi proyek-proyek ini. Julfi Hadi menyebut co-generation dapat menambah kapasitas terpasang PGE hingga 230 MW, yang akan memberikan dampak signifikan dalam efisiensi energi panas bumi.
Julfi juga berharap kemitraan ini dapat menjadi pendorong utama percepatan transisi energi di Indonesia.
“JDA ini memungkinkan kita tidak lagi hanya fokus pada peningkatan kapasitas listrik, tetapi juga pada percepatan pengembangan energi panas bumi sebagai bagian dari strategi besar transisi energi nasional. Dengan menerapkan prinsip-prinsip operational excellence, kami memastikan bahwa setiap tahap dari pengembangan hingga operasi proyek dilakukan dengan efisien dan kualitas tertinggi, sehingga mampu meningkatkan penggunaan energi terbarukan,” tambahnya.
Langkah selanjutnya, PGE dan PLN IP berkomitmen untuk menyelesaikan Power Purchase Agreement (PPA) dengan cepat dan efisien, serta memastikan bahwa proyek-proyek ini segera dibangun dan beroperasi sehingga memberikan manfaat optimal. Kemitraan ini juga diharapkan menjadi model kolaborasi serupa di masa depan, mempercepat transisi energi dan mendukung target nasional untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan.
“Kami berharap JDA ini dapat menjadi contoh bagi proyek-proyek energi terbarukan lainnya di Indonesia. Dengan sinergi dan kolaborasi yang kuat, kita bisa mencapai tujuan bersama untuk menciptakan masa depan energi yang lebih berkelanjutan,” katanya.
Dalam penandatanganan JDA tersebut, turut hadir Direktur Proyek dan Operasi Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE), Norman Ginting yang mengapresiasi langkah ini.
“Pertamina melalui PGE dan PLN melalui PLN IP berhasil menandatangani JDA yang merupakan capaian penting bagi pengembangan panas bumi. Pertamina NRE sangat mengapresiasi langkah ini, dan harapannya ke depan, kedua BUMN energi penting bangsa ini bisa berkolaborasi dan bersinergi untuk mendorong dekarbonisasi yang lebih masif,” tuturnya.
Ke depannya, PGE akan terus memperkuat komitmennya untuk menjadi perusahaan energi hijau kelas dunia dengan menegakkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) dalam setiap aktivitas bisnis dan operasionalnya.
Berdasarkan pengumuman di Bursa Efek Indonesia pada Selasa (28/05/2024), efektif per 3 Juni 2024, PGEO masuk ke dalam indeks ESG Quality 45 KEHATI, menempatkannya sebagai salah satu dari 45 saham terbaik berdasarkan penilaian kinerja keberlanjutan, kualitas keuangan, likuiditas, dan implementasi aspek ESG.